Ketidakpastian Pasar Global Dorong Lonjakan Transaksi Emas di Bursa Berjangka Jakarta

Jakarta – Gejolak pasar komoditas global semakin terasa dampaknya di Indonesia, terutama pasca-pengumuman kebijakan tarif impor oleh Amerika Serikat pada awal April 2025. Kebijakan ini telah memicu ketidakpastian di sektor perdagangan internasional, mendorong para investor untuk mencari perlindungan di aset-aset safe haven seperti emas. PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) mencatat peningkatan signifikan dalam volume transaksi emas di Bursa Berjangka Jakarta (JFX), dengan pertumbuhan mencapai 20,2% secara tahunan pada kuartal pertama 2025.

Lonjakan transaksi ini tidak terlepas dari fenomena Currency-Commodity Double Squeeze, di mana Indonesia menghadapi tekanan ganda akibat kenaikan harga emas secara global dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Kombinasi ini berpotensi memperburuk inflasi dan meningkatkan biaya impor bagi berbagai sektor industri. Menanggapi situasi ini, PT KBI telah memperketat pemantauan operasional, termasuk penerapan sistem Intra Day Margin yang dilakukan setiap dua jam untuk memastikan stabilitas pasar.

Budi Susanto, Direktur Utama PT KBI, menegaskan bahwa fluktuasi harga komoditas saat ini justru membuka peluang bagi pelaku industri untuk melakukan lindung nilai (hedging). "Peningkatan transaksi emas Loco London mencerminkan kepercayaan investor terhadap instrumen safe haven di tengah ketidakpastian pasar," ujar Budi dalam keterangan resmi. PT KBI juga terus berkoordinasi dengan otoritas terkait, seperti BAPPEBTI, Bank Indonesia, dan OJK, untuk meminimalisir risiko sistemik dan menjaga stabilitas pasar berjangka.

Berikut beberapa faktor kunci yang memengaruhi pasar berjangka saat ini: - Kebijakan tarif impor AS yang berdampak pada rantai pasok global. - Peningkatan permintaan emas sebagai aset safe haven. - Pelemahan rupiah terhadap dolar AS. - Mekanisme kliring yang diperkuat oleh PT KBI untuk menjaga stabilitas pasar.

Upaya PT KBI dalam menjaga stabilitas pasar sejalan dengan misi BUMN untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berdaya saing di tingkat global.