Pakar Keselamatan Berkendara Soroti Dampak Negatif Viralnya Aksi Kekerasan di Jalan Raya

Maraknya konten kekerasan di jalan raya yang tersebar luas di platform digital telah memicu kekhawatiran di kalangan pakar keselamatan berkendara. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan degradasi etika berlalu lintas, tetapi juga berpotensi menciptakan efek domino negatif bagi masyarakat yang terpapar konten tersebut tanpa pemahaman yang memadai.

Jusri Pulubuhu, pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDCC), mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak psikologis dan sosial dari viralnya aksi-aksi kekerasan di jalan. "Eksposur berlebihan terhadap konten kekerasan dapat mendistorsi persepsi masyarakat tentang penyelesaian konflik," tegasnya. Menurut analisanya, konten semacam ini berpotensi menjadi double-edged sword - di satu sisi sebagai bahan edukasi, di sisi lain bisa menjadi inspirasi negatif jika tidak disertai penjelasan kontekstual.

Beberapa kasus yang menjadi sorotan meliputi: - Insiden pengendara motor yang mengancam pengemudi mobil dengan senjata tajam - Tindakan vandalisme terhadap kendaraan di tengah kemacetan - Komentar provokatif warganet yang menganjurkan kekerasan balasan

"Respons emosional seperti anjuran untuk menabrak pelaku justru berisiko menormalisasi budaya main hakim sendiri," papar Jusri. Ia menekankan pentingnya penanganan hukum yang transparan dan edukasi berkelanjutan untuk memutus siklus kekerasan di jalan raya. Tanpa mekanisme penegakan hukum yang jelas, konten viral semacam ini berpotensi menciptakan preseden berbahaya dalam budaya berkendara masyarakat.