Silaturahmi Menteri Era Prabowo ke Jokowi Picu Isu Matahari Kembar
Jakarta – Momen Idul Fitri 1446 Hijriah menjadi ajang silaturahmi sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kunjungan tersebut dilakukan secara bergantian pada 8 hingga 11 April 2025 ke kediaman Jokowi di Solo, Jawa Tengah. Beberapa menteri yang hadir sebelumnya juga menjabat di Kabinet Indonesia Maju era Jokowi-Ma'ruf Amin.
Kunjungan ini menuai sorotan publik, terutama karena terjadi saat Prabowo sedang melakukan kunjungan kerja ke Timur Tengah dan Turki. Beberapa pihak menilai hal ini sebagai indikasi adanya 'matahari kembar' dalam pemerintahan saat ini. Istilah tersebut merujuk pada dugaan dualisme kepemimpinan antara Jokowi dan Prabowo.
Menteri Sebut Jokowi sebagai 'Bos'
Dua menteri yang menjadi sorotan adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono serta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Keduanya secara terbuka menyebut Jokowi sebagai 'bos' saat diwawancarai media usai pertemuan. Trenggono menyatakan, "Silaturahmi sama bekas bos saya. Sekarang masih bos saya." Sementara Budi menegaskan, "Pak Jokowi kan bosnya saya. Jadi, saya sama Ibu mau silaturahmi mohon maaf lahir dan batin."
Daftar Menteri yang Berkunjung: - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia (8 April 2025) - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (9 April 2025) - Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji
Respons Politik dan Bantahan Istana
Politikus PKS Mardani Ali Sera mengingatkan agar tidak ada 'matahari kembar' dalam pemerintahan. "Bagaimanapun presiden kita Pak Prabowo. Saya pikir beliau tidak tersinggung, tapi pesan saya cuma satu: jangan ada matahari kembar," ujarnya. Sementara itu, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menegaskan bahwa kunjungan tersebut murni silaturahmi dan tidak ada kaitannya dengan politik.
Partai Demokrat, yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), juga menegaskan bahwa hanya ada satu pemimpin saat ini. "Matahari hanya satu, yaitu Pak Presiden Prabowo Subianto," kata Herzaky Mahendra Putra, Kepala Bakomstra Partai Demokrat. Puan Maharani dari PDI-P turut membantah isu matahari kembar dan mengapresiasi silaturahmi tersebut sebagai hal yang positif.