Kapolda Riau Tekankan Integritas dan Green Policing dalam Kunjungan ke Polres Inhil

Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menegaskan pentingnya profesionalisme dan pelestarian lingkungan dalam kunjungan kerja ke Polres Indragiri Hilir (Inhil). Dalam arahan resminya, ia menginstruksikan seluruh personel untuk menjalankan tugas dengan mengedepankan prinsip Tri Brata dan Catur Prastya sebagai landasan etika kepolisian.

"Setiap anggota harus memahami bahwa seragam yang dikenakan bukan sekadar atribut, melainkan simbol tanggung jawab kepada masyarakat," tegas Herry Heryawan. Ia secara khusus melarang praktik penyalahgunaan waktu kerja, termasuk kebiasaan nongkrong di warung kopi usai apel pagi dengan mengenakan seragam dinas. Kapolda juga mengingatkan bahwa toleransi nol akan diberlakukan terhadap personel yang terbukti terlibat narkoba.

Dalam pengarahannya, Kapolda menyampaikan empat pilar utama Polda Riau:

  1. Dukungan Program Pemerintah
  2. Penguatan sinergi lintas sektor
  3. Pendampingan kegiatan pembangunan
  4. Pengamanan proyek strategis nasional

  5. Responsivitas terhadap Aspirasi Publik

  6. Menerima kritik konstruktif dari masyarakat
  7. Mendorong partisipasi publik dalam pengawasan
  8. Membangun sistem umpan balik yang transparan

  9. Reformasi Pelayanan Publik

  10. Peningkatan kualitas layanan berbasis digital
  11. Penyederhanaan prosedur administratif
  12. Penegakan standar etika pelayanan

  13. Green Policing Initiative

  14. Patroli pencegahan karhutla intensif
  15. Penindakan tegas perusak lingkungan
  16. Edukasi masyarakat tentang konservasi

"Kami sedang mentransformasi paradigma penegakan hukum dengan memasukkan dimensi lingkungan sebagai prioritas," jelas Herry mengenai program green policing. Ia menekankan bahwa kerusakan ekologi di Riau tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga berpotensi memicu gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Sebagai langkah konkret, Polda Riau telah membentuk satuan tugas khusus yang berfokus pada pencegahan kebakaran hutan dan penebangan liar. Personel terlatih dikerahkan untuk melakukan patroli udara dan darat di area rawan, sekaligus membangun kemitraan dengan masyarakat lokal sebagai mata dan telinga di lapangan.