Banjir Jakarta Selatan Lumpuhkan Aktivitas Belajar SDN 22 Pejaten Timur Pagi
Banjir Jakarta Selatan Lumpuhkan Aktivitas Belajar SDN 22 Pejaten Timur Pagi
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 22 Pejaten Timur Pagi, Jakarta Selatan, terpaksa menggelar kegiatan belajar mengajar dengan kondisi yang jauh dari ideal pada Kamis, 6 Maret 2025. Banjir yang melanda wilayah tersebut selama tiga hari, dari Senin hingga Rabu, 3-5 Maret 2025, mengakibatkan kerusakan fasilitas sekolah dan membuat sebagian besar siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran secara normal. Kondisi ini memaksa para siswa untuk belajar beralaskan lantai, karena kursi dan meja sekolah masih terendam dan dalam proses pembersihan. Kejadian ini terjadi setelah siswa menikmati masa liburan awal Ramadhan yang berlangsung dari tanggal 28 Februari hingga 5 Maret 2025.
Dari total 170 siswa, hanya 95 siswa yang hadir pada hari Kamis tersebut. Kepala Sekolah SDN 22 Pejaten Timur Pagi, Poniman, menjelaskan bahwa antusiasme siswa tetap tinggi meskipun kondisi pembelajaran jauh dari optimal. Namun, pembelajaran yang dilakukan diakui tidak efektif karena sarana dan prasarana sekolah rusak akibat banjir. Buku dan alat tulis yang dipinjamkan kepada siswa juga ikut menjadi korban banjir. Bahkan, sekolah juga digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi korban banjir, menambah kompleksitas situasi. "Pembelajarannya yang jelas tidak efektif, anak dikondisikan, masuk dulu memang untuk silaturahmi bersama temannya dan para guru diminta untuk memberikan motivasi," jelas Poniman.
Jam belajar terpaksa dipersingkat. Siswa kelas satu dan dua mengikuti pelajaran dari pukul 06.00 hingga 09.20 WIB, sementara siswa kelas tiga hingga enam pulang pukul 10.20 WIB. Pihak sekolah memutuskan untuk tidak memberlakukan belajar dari rumah (BDR) karena berbagai pertimbangan. Banyak siswa yang rumahnya rusak akibat banjir, bahkan ada yang kehilangan buku pelajaran, sehingga BDR dianggap tidak akan efektif. Keputusan ini diambil mengingat dampak banjir yang cukup signifikan terhadap kehidupan warga setempat.
Banjir yang melanda Pejaten Timur, Jakarta Selatan, mencapai ketinggian dua hingga empat meter akibat hujan deras yang mengguyur Jakarta sejak Minggu, 2 Maret 2025. Bencana ini berdampak luas terhadap 1.173 kartu keluarga (KK) dan 3.599 jiwa warga Kelurahan Pejaten Timur. Kejadian ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan perlunya langkah-langkah mitigasi untuk meminimalisir dampak buruk terhadap kehidupan masyarakat, khususnya bagi anak-anak yang terdampak dalam proses pendidikan mereka. Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya dukungan dan bantuan bagi sekolah-sekolah yang terkena bencana untuk memastikan kelanjutan proses belajar mengajar bagi para siswanya.
Kondisi sekolah pasca banjir:
- Kursi dan meja rusak dan perlu dibersihkan.
- Buku dan alat tulis habis terendam banjir.
- Sekolah digunakan sebagai tempat penampungan sementara korban banjir.
- Hanya 95 dari 170 siswa yang hadir.
Dampak banjir bagi siswa:
- Beberapa siswa kehilangan buku pelajaran.
- Beberapa rumah siswa rusak berat bahkan rubuh.