Sragen Hadapi Lonjakan Kasus Penemuan Ular Berbisa, Salah Satunya Lebih Mematikan dari Kobra

Sragen, Jawa Tengah – Sepanjang triwulan pertama tahun 2025, wilayah Kabupaten Sragen mengalami peningkatan signifikan dalam kasus penemuan ular di permukiman penduduk. Data terbaru dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) setempat mencatat tidak kurang dari 48 kali operasi evakuasi reptil berbisa tersebut.

Menurut Tommy Isharyanto, Kepala Bidang Damkar Satpol PP Sragen, tren laporan masyarakat mengenai keberadaan ular menunjukkan grafik yang terus meningkat, terutama pada bulan Maret 2025. "Dalam tiga bulan terakhir, kami menerima rata-rata 16 laporan per bulan, dengan puncaknya terjadi pada Maret lalu," ungkapnya.

Statistik Evakuasi Ular di Sragen (Januari-Maret 2025): - Januari: 13 kasus - Februari: 11 kasus - Maret: 24 kasus

Fenomena ini dikaitkan dengan kondisi musim penghujan yang mempengaruhi pola perilaku ular. "Pada musim hujan, aktivitas ular meningkat karena mereka lebih aktif mencari mangsa. Bau mangsa seperti unggas menjadi lebih menyebar di udara lembab, sehingga sering ditemukan ular di sekitar kandang ayam atau bebek," papar Tommy.

Jenis Ular yang Dominan: 1. Kobra Jawa (Naja sputatrix): Reptil berbisa tinggi dengan panjang mencapai 1 meter. Satu ekor kobra dewasa berhasil dievakuasi dari permukiman warga di Kampung Sine awal April lalu. 2. Ular Hijau Ekor Merah (Trimeresurus albolabris): Spesies dengan tingkat bisa yang disebut melebihi kobra. Menurut catatan Damkar, Sragen belum memiliki antidotum untuk gigitan ular ini. 3. Piton: Meski tidak berbisa, ular besar ini sering memicu kepanikan warga.

Tommy menekankan bahwa meskipun belum ada korban jiwa, masyarakat harus tetap meningkatkan kewaspadaan. "Ular umumnya menghindari kontak dengan manusia. Mereka cenderung bersembunyi di tempat lembab, gelap, atau area yang jarang terjamah. Pemasangan penerangan memadai di area berpotensi bisa menjadi langkah pencegahan," tandasnya.