Negosiasi Gencatan Senjata Gaza Memanas: Hamas Tolak Syarat Pelucutan Senjata
Perundingan damai antara Israel dan Hamas kembali menemui jalan buntu setelah kelompok militan Palestina menolak keras syarat pelucutan senjata yang diajukan sebagai bagian dari proposal gencatan senjata 45 hari. Sumber terpercaya mengungkapkan bahwa Israel menawarkan perpanjangan gencatan senjata dengan imbalan pembebasan separuh dari sisa sandera yang ditahan di Gaza.
Menurut keterangan pejabat Hamas yang dikonfirmasi secara independen, proposal tersebut mencakup beberapa poin kunci:
- Pembebasan 50% sandera dalam minggu pertama gencatan
- Bantuan kemanusiaan diperbolehkan masuk ke Gaza
- Komitmen untuk negosiasi fase kedua setelah 45 hari
"Kami tidak akan pernah menerima pelucutan senjata sebagai syarat," tegas juru bicara Hamas, menegaskan bahwa hal tersebut merupakan "batas yang tidak bisa ditawar". Sikap keras ini muncul di tengah laporan PBB tentang memburuknya krisis kemanusiaan di wilayah konflik.
Situasi kemanusiaan mencapai titik kritis dengan kelangkaan pasokan medis, bahan bakar, dan air bersih yang parah. Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis dilaporkan beroperasi di ambang kolaps, dengan tenaga medis bekerja dalam kondisi kekurangan segala sumber daya.
Dari pihak mediator, terdapat usulan kompromi dimana Hamas akan membebaskan 10 sandera sebagai langkah awal, dengan imbalan jaminan dari Amerika Serikat bahwa Israel akan berkomitmen pada proses perdamaian jangka panjang. Namun, kedua belah pihak masih bersikukuh pada posisi masing-masing, memperpanjang ketidakpastian nasib warga sipil yang terjebak dalam konflik.