Antam Rekor Penjualan Emas dan Percepatan Hilirisasi Mineral pada 2024
Jakarta – PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mencatatkan rekor penjualan emas tertinggi dalam sejarah perusahaan pada tahun 2024, dengan volume mencapai 43,78 ton. Angka ini melonjak 68% dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang sebesar 26,13 ton. Pencapaian ini tidak lepas dari strategi diversifikasi dan optimalisasi operasional yang dijalankan perusahaan di tengah fluktuasi pasar komoditas global.
Selain emas, Antam juga menunjukkan kinerja positif di sektor komoditas lainnya. Produksi bijih nikel mencapai 9,94 juta wet metric ton (wmt), dengan penjualan sebanyak 8,34 juta wmt. Sementara itu, produksi feronikel mencapai 20.100 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan penjualan 19.450 TNi yang sebagian besar ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar China, India, dan Korea Selatan. Di sisi lain, penjualan bauksit tercatat sebanyak 736.000 wmt, yang digunakan untuk mendukung pasokan bahan baku smelter dalam negeri.
Proyek Strategis dan Hilirisasi
Antam terus mempercepat realisasi proyek-proyek strategis nasional, khususnya di sektor hilirisasi mineral. Salah satu fokus utama perusahaan adalah pengembangan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, melalui kerja sama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Proyek ini ditargetkan beroperasi penuh pada tahun ini dengan kapasitas produksi alumina mencapai 1 juta ton per tahun.
Selain itu, Antam juga aktif mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik nasional dengan menyediakan bahan baku baterai, seperti nikel dan bauksit. Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mendorong transisi energi dan pembangunan industri bernilai tambah di dalam negeri. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam, Arianto S Rudjito, menegaskan bahwa perusahaan tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga pada penciptaan nilai tambah melalui hilirisasi.
Ekspansi dan Penguatan Pasar
Antam juga memperluas lini bisnis pengolahan logam mulia melalui proyek Precious Metal Manufacturing Plant di Gresik, Jawa Timur. Pabrik ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar, terutama di wilayah Indonesia Timur. Proyek ini juga menjadi bagian dari upaya Antam dalam mendukung kebijakan nilai tambah nasional dan peningkatan devisa melalui hilirisasi produk logam mulia.
Di sektor nikel, Antam tengah mengembangkan proyek untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah akuisisi 30% saham PT Jiu Long Metal Industry (JLMI), produsen Nickel Pig Iron (NPI) dengan kapasitas 28.000 ton per tahun di Weda, Maluku Utara. Arianto menambahkan bahwa langkah ini memperkuat posisi Antam sebagai pemain kunci dalam transformasi industri pertambangan nasional.
Dengan berbagai pencapaian dan proyek strategis yang dijalankan, Antam optimistis dapat terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global.