Presiden Trump Ancang-ancang Respons Militer Jika Iran Lanjutkan Program Nuklir
Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara tegas menyatakan bahwa Iran tidak boleh mengembangkan senjata nuklir. Pernyataan ini disampaikan setelah pertemuan perwakilan kedua negara di Oman yang dinilai positif namun belum mencapai titik temu.
Dalam konferensi pers di Washington, Trump menuduh Iran sengaja memperlambat proses negosiasi. "Mereka jelas memanfaatkan situasi," ujar Trump kepada awak media. Ancaman serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran juga secara eksplisit disebutkan sebagai salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan pemerintah AS.
Pertemuan di Muscat antara Utusan Khusus AS Steve Witkoff dengan delegasi Iran menghasilkan beberapa poin penting:
- Kedua belah pihak menyepakati putaran pembicaraan berikutnya pada 19 April
- Lokasi pertemuan kemungkinan akan dipindahkan ke Roma
- Diskusi difokuskan pada penyusunan kerangka kerja kesepakatan baru
"Konsep senjata nuklir harus sepenuhnya dihilangkan dari agenda Iran," tegas Trump. Ketika ditanya tentang kemungkinan intervensi militer, Presiden AS tersebut dengan tegas menjawab "Tentu saja" sebagai sinyal peringatan keras.
Sumber diplomatik mengungkapkan bahwa AS merasa waktu semakin sempit karena perkembangan teknologi nuklir Iran yang dinilai sudah mencapai tahap mengkhawatirkan. Pembicaraan tidak langsung sempat dilakukan era Presiden Biden, namun hanya menghasilkan sedikit kemajuan. Kesepakatan terakhir yang signifikan justru terjadi pada masa pemerintahan Obama tahun 2015, yang kemudian dibatalkan oleh Trump.