Kegigihan Aban Sobandi: Mencari Berkah Ramadan di Tengah Kesibukan Berjualan Angpao Lebaran

Kegigihan Aban Sobandi: Mencari Berkah Ramadan di Tengah Kesibukan Berjualan Angpao Lebaran

Di tengah hiruk-pikuk Kota Bandung, Ramadan 2025 menyajikan kisah inspiratif dari seorang pedagang bernama Aban Sobandi (64). Pria asal Leles, Garut ini meninggalkan kenyamanan rumahnya untuk merantau ke Bandung, mengikuti tradisi tahunan yang telah ia jalani selama lebih dari dua dekade. Tujuannya satu: mengumpulkan rupiah dari hasil berjualan angpao Lebaran di sepanjang Jalan Dalem Kaum.

Perjalanan Aban dalam dunia usaha bukanlah tanpa rintangan. Pengalaman berjualan bakso keliling hingga pakaian di Jakarta pernah ia lalui, namun seringkali terhambat oleh keterbatasan modal. Beberapa usahanya terpaksa gulung tikar. Setelah pulang kampung dan menjalani pekerjaan serabutan—dari bertani hingga mencari ikan—Aban kembali mencoba peruntungan di Kota Bandung, memanfaatkan momen-momen ramai seperti bulan Ramadan dan 17 Agustus.

Bermodalkan selembar terpal berukuran satu meter persegi dan ribuan angpao Lebaran warna-warni, Aban menjajakan dagangannya dengan harga Rp 5.000 per 10 lembar. Meskipun ia menyadari tak mungkin semua angpao terjual, kegigihannya tak surut. Aban memahami bahwa rezeki telah diatur oleh Yang Maha Kuasa. “Kalau jualan gini mah ya paling pas puasa sama Agustusan aja. Nyari waktu yang rame, mudah-mudahan kan dagangannya laku,” ujarnya saat ditemui pada Minggu malam (2/3/2025).

Lebih dari sekadar mencari nafkah, Aban juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara usaha dan ibadah. Perbincangan dengan wartawan terpaksa dihentikan karena waktu salat Tarawih tiba. “Yang penting kan nyari berkahnya. Mumpung lagi bulan puasa, jadi ibadahnya juga jangan sampai ketinggalan. Mudah-mudahan kan apa yang kita mau nanti dibukakan jalannya,” tutur Aban sebelum mengakhiri percakapan. Kisahnya mengingatkan kita pada pentingnya keuletan dan keikhlasan dalam menjalani kehidupan, serta mencari berkah di setiap kesempatan.

Aban, yang telah memiliki empat anak yang telah berkeluarga, telah melewati berbagai macam tantangan dalam berwirausaha. Dari pengalaman pahitnya, ia belajar untuk menerima setiap rintangan dengan lapang dada. Ia tidak pernah putus asa dan selalu optimis dalam menjalani setiap usahanya, mencari berkah di setiap langkahnya.

Meskipun hanya berjualan angpao, Aban mengajarkan kita tentang pentingnya memanfaatkan peluang dan bekerja keras. Kisah Aban menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berjuang, tidak menyerah pada kesulitan, dan selalu bersyukur atas apa yang telah kita miliki. Ketekunannya dalam berjualan, di tengah keterbatasan modal, menjadi bukti nyata bahwa semangat dan kerja keras akan selalu membuahkan hasil, meskipun tak selalu sesuai harapan.

Berikut poin penting dari kisah Aban Sobandi:

  • Kegigihan: Aban menunjukkan keuletan dan semangat pantang menyerah dalam berwirausaha, meskipun menghadapi banyak tantangan.
  • Adaptasi: Ia mampu beradaptasi dengan berbagai jenis usaha dan memanfaatkan momen-momen tertentu untuk meningkatkan pendapatan.
  • Keberanian: Aban berani merantau dan meninggalkan zona nyaman demi mencari nafkah.
  • Keimanan: Ia menyeimbangkan antara usaha mencari rezeki dan ibadah, menunjukkan keyakinan akan rezeki yang telah diatur Tuhan.
  • Keterbatasan Modal: Kisahnya menggambarkan perjuangan seorang wirausahawan dengan modal terbatas.
  • Peluang Usaha: Menunjukkan bagaimana peluang usaha sederhana bisa memberikan penghasilan, meskipun bersifat musiman.