Ledakan Petasan Paralon di Mesuji, Lampung: Dua Anak Luka Bakar Parah
Ledakan Petasan Paralon Sebabkan Dua Anak di Mesuji Luka Bakar Parah
Peristiwa nahas menimpa dua anak di Desa Sriwijaya, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji, Lampung. Rafael Adilio Frasetyo (10) dan Danish Albu Winasis (7) mengalami luka bakar serius akibat ledakan petasan tradisional yang mereka buat sendiri menggunakan pipa paralon. Insiden yang terjadi pada Selasa, 4 Maret 2025, ini saat ini tengah menjadi perhatian pihak kepolisian dan masyarakat setempat.
Kedua korban saat ini dirawat intensif di rumah sakit akibat luka bakar yang cukup parah. Berdasarkan keterangan Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Yuni Iswandari, Rafael mengalami luka bakar di wajah dan leher, sementara Danish mengalami luka bakar di kedua pahanya dan area kemaluan. Pernyataan resmi dari pihak kepolisian yang disampaikan pada Kamis, 6 Maret 2025, ini menegaskan keseriusan luka yang diderita kedua anak tersebut. Kombes Yuni Iswandari turut menekankan pentingnya pengawasan orangtua terhadap aktivitas anak-anaknya, khususnya selama bulan Ramadan.
Kronologi Kejadian:
Meskipun detail kronologi kejadian masih dalam penyelidikan, namun informasi awal menunjukkan bahwa kedua anak tersebut tengah bermain petasan rakitan sendiri menggunakan pipa paralon saat menunggu waktu berbuka puasa. Ledakan yang terjadi diduga disebabkan oleh kesalahan dalam proses pembuatan atau penggunaan petasan tersebut. Ketiadaan pengawasan orangtua diduga menjadi faktor penyebab utama terjadinya insiden ini.
Imbauan Kepada Orangtua:
Pihak kepolisian melalui Kombes Yuni Iswandari menyampaikan imbauan serius kepada seluruh orangtua agar senantiasa meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas anak-anaknya. Bulan Ramadan, yang identik dengan berbagai kegiatan keagamaan dan kumpul keluarga, seharusnya menjadi momen untuk mempererat ikatan keluarga, bukan menjadi saksi bisu peristiwa tragis seperti ini. Orangtua didesak untuk aktif memantau dan mencegah anak-anak bermain petasan atau melakukan kegiatan yang berisiko tinggi, serta mengarahkan mereka pada aktivitas positif dan bermanfaat selama bulan suci Ramadan.
Langkah-langkah Pencegahan:
- Pengawasan ketat: Orangtua harus selalu mengawasi anak-anak, terutama saat bermain di luar rumah.
- Pendidikan bahaya petasan: Orangtua perlu memberikan edukasi kepada anak-anak mengenai bahaya bermain petasan dan konsekuensi yang dapat terjadi.
- Alternatif kegiatan positif: Orangtua perlu menyediakan alternatif kegiatan positif bagi anak-anak selama bulan Ramadan, seperti tadarus Al-Quran, kegiatan keagamaan lainnya, atau kegiatan kreatif lainnya.
- Kerjasama masyarakat: Pentingnya kerjasama antara orangtua, tokoh masyarakat, dan aparat penegak hukum untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi kita semua akan pentingnya keselamatan anak-anak. Semoga kasus ini menjadi pelajaran berharga agar peristiwa serupa tidak terulang kembali, dan mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi tumbuh kembang anak-anak Indonesia.