Asal-Usul Nasi Goreng: Jejak Kuliner yang Menyejarah dari China Kuno
Nasi goreng, hidangan yang kini menjadi favorit di berbagai belahan dunia, ternyata memiliki akar sejarah yang dalam. Berdasarkan catatan sejarah, hidangan ini pertama kali muncul di China sekitar tahun 4000 Sebelum Masehi (SM), tepatnya pada masa Dinasti Sui. Kota Yangzhou di provinsi Jiangsu timur disebut-sebut sebagai tempat kelahiran nasi goreng. Lokasinya yang strategis, berada di antara Sungai Yangtze dan Grand Canal, membuatnya menjadi pusat pertukaran budaya dan kuliner.
Pada masa itu, Yangzhou merupakan pusat politik dan ekonomi yang maju, terutama karena perdagangan garam. Banyak koki dari berbagai daerah datang ke sini, membawa serta teknik dan bumbu khas mereka. Hal ini turut memengaruhi perkembangan kuliner setempat, termasuk lahirnya nasi goreng. Konon, hidangan ini dipopulerkan oleh Kaisar Yang dari Dinasti Sui, yang sangat menyukai rasa dan kepraktisannya.
Nasi goreng awalnya merupakan solusi cerdas untuk memanfaatkan sisa makanan. Masyarakat China kala itu menghindari pemborosan dengan mengolah nasi sisa, telur, daun bawang, dan sedikit sayuran menjadi hidangan baru yang lezat. Bumbu yang digunakan pun sederhana, seperti garam, kecap, atau saus tiram. Seiring waktu, variasi bumbu semakin berkembang, termasuk penggunaan minyak wijen, bawang putih, dan saus XO.
Perkembangan Nasi Goreng di Asia Tenggara - Nasi goreng diperkirakan masuk ke Asia Tenggara pada abad ke-16, dibawa oleh pedagang dan imigran China. - Di Indonesia, Malaysia, dan Thailand, nasi goreng cepat beradaptasi dengan bahan dan selera lokal. - Di Indonesia dan Malaysia, nasi goreng dikenal dengan aroma rempah yang kuat dan rasa pedas dari cabai. - Kecap manis menjadi bumbu utama, dengan tambahan daging atau seafood sebagai pelengkap.
Menurut penelitian Dwi Larasatie Nur Fibri dari Universitas Gadjah Mada (UGM), terdapat setidaknya 104 variasi nasi goreng di Indonesia. Sebanyak 36 di antaranya dapat ditelusuri asal-usulnya, sementara 59 lainnya merupakan hasil pengembangan yang tidak memiliki akar daerah tertentu. Kepopuleran nasi goreng tidak lepas dari aksesibilitasnya. Hidangan ini dapat ditemukan mulai dari restoran mewah hingga warung kaki lima, dengan harga yang terjangkau dan rasa yang memikat.
Beberapa warung nasi goreng bahkan telah menjadi legenda, seperti Nasi Goreng Warung Bhakti dan Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, yang telah beroperasi sejak 1958. Teknik memasak yang khas, seperti penggunaan api besar untuk menghasilkan aroma smokey, menjadi daya tarik tersendiri. Variasi nasi goreng pun sangat beragam, mulai dari nasi goreng gila, nasi goreng cabai rawit, hingga nasi goreng kambing.