Jepang Dominasi Pilihan Pekerja Migran dari Solo, Ini Faktor Penentunya
Surakarta, Jawa Tengah – Jepang kini menjadi primadona bagi para pencari kerja asal Solo yang ingin mengadu nasib di luar negeri. Data terbaru dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Surakarta menunjukkan tren kenaikan signifikan dalam minat pekerja lokal untuk berkarir di Negeri Sakura tersebut.
Kepala Disnaker Solo, Widyastuti Pratiwiningsih, mengungkapkan bahwa faktor utama yang menarik minat pekerja migran adalah sistem perlindungan yang jelas melalui skema government-to-government (G2G). "Dengan adanya kerja sama resmi antara pemerintah Indonesia dan Jepang, proses perekrutan menjadi lebih transparan dan terjamin. Pekerja juga mendapat perlindungan hukum yang kuat," jelasnya dalam keterangan resmi.
Berikut rincian profil pekerja migran asal Solo yang berangkat ke Jepang: - Fresh graduate (S1/SMK) mendominasi, dengan proporsi magang kerja cukup tinggi. - Pekerja berusia 40 tahun ke atas juga turut berkontribusi. - Sektor utama: caregiver lansia dan asisten rumah tangga.
Sepanjang 2024, tercatat 100 pekerja telah diberangkatkan, sementara hingga Maret 2025 angka mencapai 40 orang. Disnaker Solo menerapkan kebijakan ketat dengan mewajibkan surat pernyataan tanggung jawab yang ditandatangani oleh: 1. Agen penyalur tenaga kerja/P3MI 2. Orang tua calon pekerja 3. Pekerja itu sendiri
"Dokumen ini menjadi alat pengawasan kami untuk memastikan keamanan dan kepastian hukum," tegas Widya.
Turki Jadi Tujuan Alternatif
Selain Jepang, negara seperti Singapura, Malaysia, dan Australia tetap menjadi pilihan. Namun, terjadi pergeseran minat dari Arab Saudi ke Turki pasca-moratorium. "Banyak yang tertarik bekerja di sektor hospitality Turki karena musim panasnya panjang. Ini membuka peluang kerja seasonal yang menguntungkan," tambahnya.