Dolar AS Menguat, Rupiah dan Mata Uang Asia Tertekan di Pasar Global

Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan pada penutupan sesi perdagangan hari ini, Selasa (15/4/2025). Berdasarkan data pasar, rupiah tercatat melemah hingga 40 poin atau 0,24 persen, dengan kisaran perdagangan berada di level Rp 16.777 hingga Rp 16.835 per dolar AS.

Performa rupiah hari ini berbanding terbalik dengan perdagangan sebelumnya, di mana mata uang nasional sempat menguat 9 poin. Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (Jisdor) mencatat pelemahan rupiah ke level Rp 16.815 per dolar AS. Tidak hanya rupiah, sejumlah mata uang Asia lainnya juga mengalami tekanan, termasuk won Korea Selatan yang turun 0,56 persen dan yuan China yang melemah 0,10 persen.

Faktor utama yang memengaruhi pelemahan rupiah dan mata uang Asia adalah penguatan indeks dolar AS, yang naik ke level 99,71. Penguatan ini dipicu oleh meredanya ketegangan perang dagang global setelah pemerintah AS mempertimbangkan kebijakan pengecualian tarif impor untuk kendaraan dan barang elektronik tertentu. Meski demikian, pasar tetap waspada terhadap potensi kebijakan tarif baru di sektor semikonduktor dan farmasi.

Di tengah ketidakpastian global, Bank Indonesia mencatat peningkatan cadangan devisa menjadi 157,1 miliar dolar AS pada Maret 2025. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dukungan bagi stabilitas nilai tukar rupiah di tengah fluktuasi pasar keuangan internasional. Untuk sesi perdagangan berikutnya, analis memprediksi rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 16.810 hingga Rp 16.870 per dolar AS.