Pemkot Solo Gelar Gerakan Pangan Murah Hadapi Ramadan, Bantu Warga Terjangkau Kebutuhan Pokok

Pemkot Solo Gelar Gerakan Pangan Murah Hadapi Ramadan, Bantu Warga Terjangkau Kebutuhan Pokok

Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta, Jawa Tengah, menginisiasi Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai upaya proaktif dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat selama bulan Ramadan 1444 H. Program yang digelar sebanyak tiga kali sepanjang Ramadan ini, merupakan wujud komitmen Pemkot Solo untuk meringankan beban ekonomi warga, khususnya mereka yang berpenghasilan rendah, di tengah potensi kenaikan harga sembako menjelang dan selama bulan suci. Gelombang pertama GPM telah diluncurkan di wilayah Pasar Kliwon pada Kamis, 6 Maret 2025, dan akan berlanjut ke daerah Banjarsari dan Jebres pada pertengahan Ramadan.

Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani, menekankan pentingnya program ini dalam konteks ketahanan pangan kota. "Program GPM merupakan wujud nyata kepedulian pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat," ujar Astrid. "Kami berupaya memastikan aksesibilitas bahan pangan berkualitas dengan harga terjangkau tetap terjaga bagi seluruh warga, terutama mereka yang kurang mampu. Dengan demikian, masyarakat dapat merayakan Ramadan dengan lebih tenang dan nyaman tanpa perlu khawatir akan beban ekonomi akibat lonjakan harga." Pemerintah Kota Solo berharap program ini dapat menjadi solusi efektif untuk menekan laju inflasi dan memastikan ketersediaan pasokan bahan pangan yang memadai selama bulan Ramadan.

Harga Sembako Lebih Terjangkau Dibanding Pasar Umum

GPM menawarkan harga bahan pokok yang jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran. Berikut rincian harga yang ditawarkan dalam program ini:

  • Beras: Rp12.000/kg
  • Telur Ayam: Rp26.000/kg
  • Minyak Goreng: Rp15.000/liter
  • Gula Pasir: Rp16.500/kg
  • Cabai Rawit: Rp8.000/ons
  • Cabai Keriting: Rp4.000/ons
  • Bawang Putih & Bawang Merah (250 gram): Rp10.000/pack

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Peternakan Kota Surakarta, Eko Nugroho Isbandijarso, menjelaskan bahwa penentuan jenis dan kuantitas sembako yang disediakan telah mempertimbangkan kebutuhan masyarakat. "Kami telah melakukan kajian untuk memastikan pasokan mencukupi kebutuhan. Untuk GPM kali ini, kami menyediakan 2 ton beras, 1 ton gula pasir, 500 liter minyak goreng, dan 500 kilogram telur. Berdasarkan data sementara, beras menjadi komoditas yang paling banyak diminati, sementara telur masih tersedia cukup banyak," jelas Eko.

Program GPM yang dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surakarta ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan membantu meringankan beban ekonomi mereka, terutama selama bulan Ramadan, periode di mana permintaan bahan pokok cenderung meningkat. Pemkot Solo berencana untuk terus melakukan evaluasi dan pengembangan program ini agar semakin efektif dan tepat sasaran dalam membantu masyarakat.