Panduan Nutrisi Penting bagi Pasien Leukemia untuk Mendukung Proses Penyembuhan

Nutrisi yang tepat memegang peranan krusial dalam mendukung pasien leukemia selama menjalani pengobatan. Meskipun makanan tidak dapat menggantikan terapi medis, asupan yang seimbang membantu tubuh mempertahankan kekuatan dan mempercepat pemulihan jaringan yang rusak akibat efek samping pengobatan. Ahli gizi dan onkologi sepakat bahwa pola makan yang dirancang khusus dapat mengurangi komplikasi serta meningkatkan kualitas hidup pasien.

Berikut adalah rekomendasi nutrisi yang disesuaikan dengan tantangan unik yang dihadapi pasien leukemia:

  • Sayuran cruciferous seperti brokoli, kangkung, dan kubis mengandung sulforaphane, senyawa yang berpotensi menghambat proliferasi sel kanker. Meski efektivitasnya dalam dosis makanan masih terbatas, konsumsi rutin tetap dianjurkan.
  • Sumber protein alternatif seperti tahu, lentil, dan ikan rendah merkuri membantu memenuhi kebutuhan protein tanpa memicu mual. Teknik memasak seperti merebus atau mengukus dengan bumbu minimal disarankan untuk mengurangi iritasi.
  • Jadwal makan fraksional (setiap 2-4 jam) dalam porsi kecil membantu menjaga stamina tanpa membebani sistem pencernaan. Prioritaskan makanan segar yang diolah higienis.

Pasien dengan neutropenia memerlukan protokol ketat untuk mencegah infeksi:

  • Hindari semua makanan mentah atau setengah matang, termasuk sushi dan telur cair.
  • Pilih produk susu terpasteurisasi dan hindari keju lunak seperti brie atau feta.
  • Cuci bersih sayuran/buah dengan larutan khusus dan kupas kulitnya sebelum dikonsumsi.

Beberapa zat tambahan justru berisiko mengganggu terapi:

  • Suplemen St. John’s wort dan ekstrak teh hijau dapat menetralisasi efek obat imatinib dan bortezomib.
  • Makanan tinggi gula, alkohol, atau kafein berpotensi memperparah gejala sariawan dan dehidrasi.

Efek samping pengobatan seperti neuropati atau ulkus mulut memerlukan adaptasi menu:

  • Hindari tekstur renyah atau rasa asam yang melukai mulut.
  • Pilih makanan suhu ruang untuk mengurangi sensitivitas saraf.
  • Gunakan sedotan saat minum untuk meminimalkan kontak dengan area mulut yang luka.