Film 'Rumah Untuk Alie' Soroti Dampak Bullying dalam Lingkungan Keluarga
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Ai Maryati Solehah, menyampaikan respons mendalam setelah menyaksikan film terbaru karya sutradara Herwin Novianto. Dalam pemaparannya, ia menekankan betapa film tersebut berhasil menggambarkan secara nyata dampak buruk dari praktik perundungan, terutama yang terjadi dalam lingkup keluarga.
Menurut Ai Maryati, film produksi Falcon Pictures ini tidak sekadar menghibur, melainkan juga menjadi cermin bagi banyak keluarga di Indonesia. "Saya terharu melihat bagaimana film ini menyajikan kisah yang begitu relevan dengan realita yang kami temui di lapangan. Banyak pengaduan yang kami terima di KPAI mencerminkan situasi serupa," ujarnya dalam sebuah acara di Jakarta Selatan.
Berikut beberapa poin penting yang diangkat dalam film tersebut: - Lingkungan rumah sebagai sumber bullying: Film ini menunjukkan bahwa kekerasan verbal dan emosional bisa berasal dari orang terdekat, termasuk keluarga. - Dampak psikologis jangka panjang: Perbandingan antar saudara, pengabaian perasaan anak, dan tekanan terselubung dapat meninggalkan luka mendalam. - Pentingnya ruang aman: Keluarga harus menjadi tempat pertama yang membangun kepercayaan diri dan rasa nyaman bagi anak.
Ai Maryati menambahkan, "Kita harus mulai dari rumah sendiri untuk menghentikan budaya bullying. Menciptakan lingkungan yang mendukung dan bebas dari kekerasan adalah langkah awal yang krusial."
Film yang dibintangi Anantya Kirana ini tidak hanya berfungsi sebagai media penyadaran, tetapi juga memberikan harapan bagi korban bullying. Pesan utamanya adalah ajakan untuk tidak berdiam diri ketika menyaksikan praktik perundungan di sekitar kita. "Ini lebih dari sekadar film. Ini adalah gerakan," tegas Ai Maryati.