Potensi Besar Indonesia dalam Pengembangan Transportasi Berbasis Hidrogen

Karawang – Indonesia dinilai memiliki peluang besar untuk mengadopsi teknologi hidrogen sebagai sumber energi alternatif di sektor transportasi. Hal ini didukung oleh infrastruktur rantai pasok yang sudah matang, baik dari sisi produksi maupun konsumsi. Menurut Hary Devianto, Deputi 1 Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE), adopsi hidrogen untuk kendaraan komersial sangat realistis mengingat kesiapan industri otomotif nasional.

Meski demikian, sejumlah tantangan masih menghadang, terutama dari segi biaya produksi yang masih relatif tinggi. Saat ini, harga hidrogen di pasar internasional berkisar di atas 5 dolar AS per kilogram, sementara target ideal untuk kompetisi ekonomi adalah 1 dolar AS per kilogram. "Satu kilogram hidrogen mampu menempuh jarak 100 km, namun harga harus ditekan agar lebih terjangkau," ujar Hary dalam workshop media tentang ekosistem hidrogen yang digelar PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

Berikut beberapa faktor kunci dalam pengembangan hidrogen di Indonesia:

  • Ketersediaan sumber energi terbarukan yang beragam.
  • Tantangan intermitensi dan lokasi spesifik dalam pemanfaatan energi hijau.
  • Penurunan harga hidrogen rendah karbon untuk kebutuhan industri.

Hary menekankan bahwa strategi pengembangan hidrogen harus disesuaikan dengan kondisi lokal. "Kita tidak bisa menerapkan model yang sama di semua negara. Yang penting adalah keadilan dalam akses dan pemanfaatan," jelasnya. Ia juga optimistis bahwa dengan ekosistem yang tepat, Indonesia dapat mempercepat adopsi teknologi ini di masa depan.