Keluhan Warga Soal Maraknya Parkir Liar dan Premanisme di Kawasan Tanah Abang

Jakarta – Seorang warga Jakarta Utara, Tata Julia Permana (26), menyuarakan keluhannya terkait praktik parkir liar dan premanisme yang masih marak di sekitar Pasar Tanah Abang, Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Pengalamannya sebagai pengunjung pertama kali di pasar tersebut meninggalkan kesan buruk akibat tarif parkir tidak resmi yang mencapai Rp60.000 untuk kendaraan mobil.

Tata mengungkapkan, banyak pengunjung lain yang juga menjadi korban tarif parkir tidak wajar. "Bukan hanya saya, banyak yang mengalami hal serupa dengan nominal lebih besar dan tidak masuk akal. Bagaimana bisa hanya sebentar parkir, tapi dipatok tarif semena-mena?" ujarnya. Ia berharap pemerintah setempat, khususnya Gubernur Jakarta Pramono Anung, segera mengambil tindakan tegas untuk menertibkan masalah ini.

Menurut Tata, langkah yang pernah diambil oleh mantan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam memberantas premanisme dan parkir liar di Pasar Tanah Abang patut dijadikan contoh. "Program sebelumnya cukup efektif. Tidak ada salahnya jika diteruskan oleh pemimpin sekarang demi kenyamanan bersama," tegasnya. Ia juga mendorong Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan kepolisian untuk lebih aktif melakukan penertiban.

Berikut beberapa poin yang disoroti oleh Tata: - Tarif Parkir Tidak Jelas: Pengunjung dikenakan biaya parkir tanpa dasar yang transparan. - Peran Preman: Adanya oknum yang memanfaatkan ketidaktahuan pengunjung untuk menarik keuntungan. - Kurangnya Sosialisasi: Minimnya informasi mengenai lokasi parkir resmi bagi pengunjung baru.

Tata mengaku kapok untuk kembali ke Pasar Tanah Abang dalam waktu dekat. Namun, ia tidak menutup kemungkinan akan berkunjung lagi jika masalah parkir liar dan premanisme sudah ditangani. "Jika nanti sudah tertib dan ada kebutuhan, saya mungkin akan kembali. Tapi syaratnya, harus ada perbaikan sistem," tandasnya.

Pengalaman Tata bermula saat ia dan temannya mengunjungi Pasar Tanah Abang pada Sabtu (12/4/2025). Tanpa pengetahuan tentang lokasi parkir resmi, mereka mengikuti arahan seorang pria yang mengaku sebagai petugas parkir. "Saya tidak menyangka itu parkir liar. Saat keluar, baru tahu tarifnya Rp60.000. Akhirnya saya bayar Rp50.000 setelah negosiasi," ceritanya. Ia berharap insiden serupa tidak terulang bagi pengunjung lainnya.