Fenomena Pendakian Ilegal Gunung Merapi Dipicu Konten TikTok
Maraknya aksi pendakian ilegal di Gunung Merapi belakangan ini ternyata dipicu oleh konten-konten di platform media sosial TikTok. Sebanyak 20 pendaki yang tertangkap basah melakukan pendakian ilegal mengaku terinspirasi dari video yang diunggah oleh akun TikTok bernama AldoGracia.
Menurut keterangan Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Boyolali-Klaten, Ruky Umaya, akun tersebut menjadi pemicu utama aksi ilegal ini. "Informasi yang kami dapatkan, 19 pendaki lainnya tergabung dalam grup WhatsApp yang dibuat oleh pemilik akun tersebut," jelas Ruky. Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa koordinator kegiatan ini adalah seorang pemuda berinisial AA (19) asal Sragen.
Berikut beberapa fakta yang terungkap dari kasus ini: - Pendaki ilegal berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari pelajar hingga pekerja. - Mereka melakukan pendakian pada dini hari untuk menghindari pengawasan. - Beberapa peserta mengaku akan membayar biaya transportasi sebesar Rp50 ribu hingga Rp200 ribu.
Petugas Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) bekerja sama dengan kepolisian berhasil mengamankan para pendaki tersebut saat turun dari gunung. "Kendaraan mereka sudah diamankan terlebih dahulu sebelum mereka turun," ujar Kepala Balai TNGM M Wahyudi.
Kasus ini menyoroti dampak negatif dari konten media sosial yang tidak bertanggung jawab, terutama dalam mendorong aktivitas berbahaya seperti pendakian ilegal.