Emas Jadi Primadona Investasi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Jakarta - Di tengah gejolak ekonomi global yang semakin tidak menentu, emas kembali menjadi pilihan utama masyarakat sebagai instrumen investasi yang aman. Data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan dalam permintaan produk berbasis emas, terutama melalui skema cicilan yang ditawarkan oleh berbagai lembaga keuangan.
PT Bank Syariah Indonesia (BSI) mencatat pertumbuhan luar biasa pada produk cicilan emas mereka, dengan peningkatan portofolio sebesar 177% secara tahunan hingga 2024. Nilai portofolio cicilan emas BSI melonjak dari Rp 2,3 triliun menjadi Rp 6,4 triliun dalam periode tersebut. Jumlah nasabah yang menggunakan fasilitas ini juga bertambah 81,4%, dari 186.000 menjadi 337.000 nasabah.
Beberapa fakta penting terkait tren investasi emas saat ini: - Saldo emas BSI per 31 Maret 2025 tumbuh 118% secara tahunan menjadi 33,97 kilogram - Penjualan emas BSI melonjak 357% setara dengan 174,84 kilogram - Produk emas yang diminati meliputi BSI Emas (BYOND), Gadai Emas, dan Cicil Emas
Menurut Plt. Direktur Utama BSI, fenomena ini mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk beralih ke instrumen investasi yang dianggap lebih aman di tengah ketidakpastian ekonomi. "Masyarakat mencari safe haven untuk melindungi nilai aset mereka, dan emas menjadi pilihan utama," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Distribution & Sales BSI menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan pemantauan terhadap sumber dana yang digunakan masyarakat untuk membeli emas. Meskipun belum ada data pasti, terlihat peningkatan signifikan dalam dana nasabah pada bulan Maret 2025 dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Tren ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara lain yang menghadapi tantangan ekonomi serupa. Emas terus membuktikan diri sebagai aset yang mampu bertahan dalam berbagai kondisi ekonomi, menjadikannya primadona di kalangan investor yang berhati-hati.