Indonesia Targetkan Lonjakan Produksi Gas Alam dan Pengembangan Hidrogen dalam Satu Dekade

Pemerintah Indonesia melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan peningkatan signifikan produksi gas alam nasional dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan. Optimisme ini didasarkan pada potensi cadangan gas yang besar serta rencana pengembangan sektor hilirisasi, termasuk produksi hidrogen sebagai energi alternatif.

Menurut data yang diungkapkan pejabat terkait, produksi gas alam diprediksi melonjak dari 5.996 BBUTD pada 2025 menjadi 10.536 BBUTD pada 2034. Peningkatan kapasitas ini akan didukung oleh eksplorasi sumur-sumur gas baru dengan prioritas pemanfaatan untuk kebutuhan domestik. "Kami memiliki sumber daya gas yang melimpah dan dalam dekade mendatang produksi bisa meningkat dua kali lipat," tegas Menteri ESDM dalam sebuah forum internasional di Jakarta.

Pengembangan hidrogen sebagai bagian dari strategi ketahanan energi nasional menjadi fokus utama. Sumber hidrogen potensial di Indonesia meliputi: - Batu bara - Gas alam - Sumber daya air

Adopsi teknologi hidrogen diharapkan dapat menciptakan dampak ekonomi yang signifikan, termasuk: - Pembukaan lapangan kerja untuk 300 ribu tenaga kerja - Peningkatan devisa negara hingga US$70 miliar

Sektor transportasi menjadi salah satu prioritas pemanfaatan hidrogen. "Ini merupakan solusi strategis untuk mengurangi ketergantungan impor BBM yang mencapai 900-1.000 barel per hari," jelas Menteri ESDM. Beberapa alternatif bahan bakar yang sedang dikembangkan meliputi BM40, baterai listrik kendaraan, serta teknologi berbasis hidrogen.