Strategi Honda dan Nissan Hadapi Kebijakan Tarif Impor AS
Dua produsen otomotif ternama asal Jepang, Honda dan Nissan, tengah merancang strategi untuk mengantisipasi dampak kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat. Langkah-langkah tersebut mencakup penyesuaian produksi hingga relokasi fasilitas manufaktur guna meminimalisir beban biaya tambahan.
Honda dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk memindahkan sebagian operasi produksinya dari Meksiko dan Kanada ke wilayah Amerika Serikat. Selain itu, perusahaan berencana meningkatkan kapasitas produksi di AS hingga 30% dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun ke depan. Tujuan utama dari langkah ini adalah agar 90% kendaraan yang dipasarkan di AS diproduksi secara lokal, sehingga terhindar dari tarif impor yang mencapai 25%.
Beberapa langkah konkret yang sedang dipertimbangkan oleh Honda antara lain: - Memindahkan produksi SUV CR-V dari Kanada ke AS - Memindahkan produksi SUV HR-V dari Meksiko ke AS - Menambah jumlah tenaga kerja lokal dengan sistem tiga shift
Sementara itu, Nissan mengambil pendekatan berbeda dengan mengurangi volume produksi salah satu model terlarisnya di pasar AS, yaitu SUV Rogue. Produksi kendaraan ini akan dikurangi sebanyak 13.000 unit dalam tiga bulan ke depan karena masih diproduksi di pabrik Kyushu, Jepang. Perusahaan menyatakan sedang melakukan peninjauan menyeluruh terhadap rantai pasokan dan strategi produksi untuk menemukan solusi terbaik menghadapi kebijakan tarif ini.
Kedua perusahaan menegaskan komitmen mereka untuk tetap beradaptasi dengan dinamika pasar sembari mempertahankan stabilitas tenaga kerja dan kapasitas produksi. Meski demikian, baik Honda maupun Nissan menolak memberikan komentar resmi terkait rencana-rencana spesifik yang sedang dirumuskan.