Airlangga Serukan Sinergi Global di Sektor Pariwisata untuk Antisipasi Dampak Kebijakan Proteksionisme
Dalam forum internasional UN Tourism ke-37, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengajak seluruh negara untuk bersinergi menghadapi tantangan ekonomi global, khususnya dampak kebijakan proteksionisme yang mempengaruhi stabilitas perdagangan dunia. Menurutnya, sektor pariwisata dapat menjadi solusi strategis untuk memitigasi efek negatif kebijakan tersebut sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Airlangga menyatakan, "Kolaborasi multilateral dalam pariwisata bukan hanya tentang pertukaran wisatawan, tetapi juga tentang memperkuat ketahanan ekonomi, melestarikan budaya, dan menjaga keseimbangan ekologis." Pernyataan ini disampaikan dalam The UN Tourism Commission for East Asia and the Pacific (CAP) dan Commission for South Asia (CSA) Joint Meeting yang digelar di Jakarta. Ia menambahkan, ketegangan perdagangan akibat kebijakan tarif tertentu telah menekan proyeksi pertumbuhan global hingga 0,5–1%, sehingga diperlukan alternatif seperti penguatan sektor jasa berbasis pariwisata.
Berikut strategi yang diusung Indonesia dalam forum tersebut: - Pariwisata Berkelanjutan: Fokus pada pengembangan destinasi ramah lingkungan dengan melibatkan masyarakat lokal. - Agrowisata: Integrasi sektor pertanian dan pariwisata untuk menciptakan nilai tambah ekonomi. - Digitalisasi Promosi: Optimalisasi platform digital untuk memasarkan produk pariwisata secara global.
Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya menjadikan pariwisata sebagai tulang punggung pemulihan ekonomi pascapandemi. "Kami mendorong seluruh delegasi tidak hanya berdiskusi, tetapi juga mengalami langsung kekayaan budaya dan kuliner Indonesia," pungkas Airlangga, sembari mengajak peserta menjelajahi destinasi unggulan seperti Jakarta dan Bali.