Mengenal Gangguan Dermatologis yang Sering Dialami oleh Kelompok Usia Lanjut
Perubahan struktur kulit menjadi salah satu tantangan kesehatan yang kerap dihadapi oleh kelompok usia lanjut. Proses penuaan alami dipengaruhi oleh berbagai faktor intrinsik dan eksternal, mulai dari genetik hingga paparan lingkungan sepanjang hidup. Kondisi ini memicu munculnya berbagai kelainan dermatologis yang memerlukan perhatian khusus.
Faktor eksternal seperti paparan sinar ultraviolet (UV) berkepanjangan tanpa proteksi memicu degradasi jaringan elastin, menyebabkan kulit kehilangan elastisitas. Akibatnya, muncul tanda-tanda penuaan dini seperti keriput, flek hitam, hingga risiko lesi prakanker. Sementara faktor internal seperti penurunan jaringan lemak subkutan dan ekspresi wajah berulang turut mempercepat proses penuaan kulit.
Berikut beberapa gangguan dermatologis yang prevalen pada populasi lansia:
- Ulkus Dekubitus: Luka tekan kronis akibat imobilitas yang sering dijumpai pada pasien dengan komorbid seperti diabetes atau gagal jantung
- Dermatitis Eksematosa: Terdiri dari beberapa varian:
- Eksema numular dengan lesi berbentuk koin
- Dermatitis statis akibat insufisiensi vena
- Dermatitis seboroik yang memengaruhi area berminyak
-
Neurodermatitis dengan penebalan kulit kronis
-
Lesi Pigmentasi:
- Keratosis seboroik (tumor jinak menyerupai kutil)
- Lentigo senilis (bintik penuaan)
-
Cherry angioma (tumor vaskular benigna)
-
Infeksi Mikotik: Tinea pedis yang sering menyerang daerah interdigital kaki
- Gangguan Vaskular: Rosacea dengan eritema dan telangiektasis wajah
Studi epidemiologis menunjukkan lebih dari 75% lansia mengalami minimal satu kelainan dermatologis yang memerlukan intervensi terapeutik. Pemahaman mengenai kondisi ini penting untuk penanganan dini dan pencegahan komplikasi lebih lanjut.