Tren Kredit Mobil Jelang Lebaran: Antara Lonjakan Penjualan dan Risiko Kredit Macet

Jakarta – Setiap tahun, momen Lebaran menjadi pemicu meningkatnya permintaan kredit mobil di Indonesia. Banyak masyarakat memanfaatkan kesempatan ini untuk membeli kendaraan baru, terutama untuk keperluan mudik. Namun, apakah tren ini selalu berjalan mulus tanpa kendala finansial di kemudian hari?

Menurut Niko Kurniawan, Direktur Sales, Service & Distribution Adira Finance, mayoritas konsumen yang mengambil kredit mobil menjelang Lebaran tetap mampu memenuhi kewajiban pembayaran cicilan. "Kasus kredit macet pasca-Lebaran tidak signifikan," jelas Niko. "Yang kerap terjadi hanyalah keterlambatan pembayaran akibat pengeluaran yang membengkak selama liburan. Namun, kondisi biasanya kembali normal dalam beberapa bulan."

Di sisi lain, beberapa tenaga penjual mengakui adanya kasus konsumen yang kesulitan membayar cicilan setelah menggunakan mobil untuk mudik. Salah satu sales Toyota di Jakarta mengungkapkan, "Meski jumlahnya sedikit, ada saja konsumen yang terbebani cicilan setelah Lebaran. Namun, leasing kini lebih ketat dalam menilai kelayakan kredit."

Berikut beberapa faktor yang memengaruhi risiko kredit mobil pasca-Lebaran:

  • Seleksi ketat oleh leasing: Perusahaan pembiayaan kini lebih cermat menganalisis kemampuan finansial calon debitur.
  • Besaran uang muka (DP): Leasing cenderung menetapkan DP yang lebih tinggi untuk mengurangi risiko.
  • Kesadaran finansial konsumen: Banyak pembeli sudah lebih matang dalam merencanakan kredit jangka panjang.

Meski demikian, para pelaku industri otomotif menekankan bahwa tren kredit mobil jelang Lebaran tetap menjadi momentum penting bagi penjualan. Dengan sistem evaluasi yang semakin baik, risiko kredit macet dapat diminimalisasi.