Eskalasi Perang Dagang AS-China Picu Kekhawatiran Pelaku Usaha Indonesia
Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin memicu kecemasan di kalangan pelaku usaha Indonesia. Kebijakan saling menaikkan tarif impor oleh kedua negara dinilai berpotensi mengganggu stabilitas rantai pasok global.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperingatkan bahwa konflik perdagangan ini dapat berdampak serius pada ketersediaan kontainer dan jaringan logistik internasional. Adhi Lukman, Ketua Bidang Industri Manufaktur Apindo, menjelaskan bahwa ketidakseimbangan distribusi kontainer akan terjadi jika ekspor China ke AS terhambat. "Kekosongan kontainer di AS dapat memicu kelangkaan di pasar global, mirip dengan krisis yang terjadi selama pandemi COVID-19," ujarnya.
Beberapa dampak yang perlu diwaspadai: - Kenaikan biaya logistik akibat ketidakseimbangan pasokan kontainer - Banjir produk China di pasar Indonesia jika ekspor mereka ke AS terhambat - Tekanan pada industri lokal dari produk impor China yang mencari pasar alternatif
China baru-baru ini memberlakukan tarif impor 125% untuk produk AS, sebagai balasan atas kebijakan AS yang menetapkan tarif 145% untuk barang-barang China. Eskalasi ini dikhawatirkan akan memperburuk kondisi perdagangan global yang masih belum pulih sepenuhnya pasca pandemi.