Proposal Gencatan Senjata Israel-Hamas: Rincian Pertukaran Sandera dan Tahanan
GAZA — Konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas memasuki babak baru setelah kelompok Hamas mengonfirmasi penerimaan proposal gencatan senjata dari Israel. Proposal ini diajukan setelah serangkaian serangan militer Israel di Gaza yang berlangsung hampir sebulan. Seorang pejabat tinggi Hamas menyatakan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan proposal tersebut dan akan memberikan respons resmi dalam waktu dua hari.
Rincian Proposal Gencatan Senjata
Proposal yang disampaikan melalui mediator Mesir mencakup beberapa poin kunci:
- Masa gencatan senjata: 45 hari.
- Pertukaran tahanan: Israel bersedia membebaskan 1.231 tahanan Palestina sebagai imbalan atas pembebasan 10 sandera Israel yang masih hidup.
- Bantuan kemanusiaan: Israel akan mencabut pembatasan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang sebelumnya dibatasi sejak awal Maret.
Konflik ini dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan penculikan 251 sandera. Saat ini, 58 sandera masih ditahan di Gaza, termasuk 34 orang yang dilaporkan telah meninggal. Gencatan senjata sebelumnya pada Januari lalu berhasil memfasilitasi pembebasan 33 sandera dan 1.800 tahanan Palestina, namun berakhir setelah dua bulan.
Mekanisme Pembebasan Sandera
Proposal terbaru mengatur pembebasan sandera secara bertahap:
- Hari pertama: Hamas diharapkan membebaskan Edan Alexander, satu-satunya sandera Israel-Amerika yang masih hidup, sebagai bentuk itikad baik.
- Hari kedua: Lima sandera lainnya akan dibebaskan dengan imbalan 66 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup dan 611 warga Gaza yang ditahan selama konflik.
- Hari ketiga: Pembicaraan pascakonflik akan dimulai, termasuk diskusi tentang pelucutan senjata Hamas.
Pada minggu kedua, rencananya empat sandera lagi akan dibebaskan dengan imbalan 54 tahanan Palestina dan 500 tahanan Gaza. Selain itu, Hamas diwajibkan menyerahkan jenazah 16 sandera pada hari ke-20 gencatan senjata.
Respons Hamas dan Israel
Suhail al-Hindi, anggota biro politik Hamas, menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan konsultasi internal sebelum memberikan jawaban resmi. "Kami ingin mengakhiri perang, tetapi membutuhkan jaminan dari mediator bahwa Israel akan memenuhi kewajibannya," ujarnya. Hamas juga menegaskan kesediaannya untuk membebaskan semua tahanan, baik sekaligus maupun bertahap.
Sementara itu, Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait proposal ini. Namun, kelompok keluarga sandera mengklaim bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengonfirmasi upaya pembebasan 10 sandera yang masih hidup, termasuk Edan Alexander.