Transformasi Besar-Besaran di Bank DKI: Restrukturisasi Manajemen hingga Persiapan Go Public

Jakarta – Langkah strategis diambil oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan transformasi menyeluruh di Bank DKI. Serangkaian kebijakan baru digulirkan, mulai dari pergantian pejabat kunci, rencana perubahan identitas bank, hingga persiapan penawaran saham perdana di bursa efek.

Restrukturisasi Manajemen IT

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil tindakan tegas dengan mencopot Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI, Amirul Wicaksono. Keputusan ini diambil menyusul terjadinya gangguan layanan digital yang berulang, termasuk insiden pada malam takbiran 30 Maret 2025 yang menyebabkan nasabah tidak dapat melakukan transaksi. Pihak manajemen dinilai gagal dalam menjaga stabilitas sistem teknologi informasi bank.

  • Beberapa poin penting terkait keputusan ini:
  • Gangguan sistem terjadi tiga kali dengan pola serupa
  • Terindikasi adanya celah keamanan dalam infrastruktur IT
  • Kasus telah dilaporkan ke Bareskrim Polri untuk penyelidikan lebih lanjut

Rebranding Menyongsong Masa Depan

Di tengah proses transformasi, wacana perubahan nama bank mulai mengemuka. Pemerintah Provinsi menilai nama 'Bank DKI' dinilai kurang relevan mengingat status Jakarta yang tidak lagi menjadi ibu kota negara. Beberapa opsi nama baru sedang dikaji, termasuk:

  • Bank Jakarta
  • Bank Betawi
  • Nama dengan identitas yang lebih global

Proses rebranding ini diharapkan dapat memperkuat positioning bank sekaligus mendukung rencana ekspansi bisnis ke tingkat nasional.

Percepatan Proses Go Public

Langkah transformasi paling ambisius adalah rencana penawaran saham perdana (IPO) yang ditargetkan selesai dalam enam bulan ke depan. Proses ini diharapkan dapat:

  • Membuka akses terhadap sumber pendanaan yang lebih luas
  • Meningkatkan transparansi pengelolaan bank
  • Memperkuat struktur keuangan institusi

Persiapan IPO akan berjalan paralel dengan proses rebranding dan perbaikan tata kelola perusahaan. Langkah ini sekaligus menjadi penanda babak baru bagi bank milik daerah tersebut untuk bertransformasi menjadi institusi keuangan yang lebih modern dan kompetitif.