Jawa Barat Siapkan Reaktivasi Lima Jalur Kereta Api untuk Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata
Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah memprioritaskan reaktivasi lima jalur kereta api yang selama ini tidak beroperasi. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas transportasi, mendukung sektor pariwisata, serta memperlancar distribusi logistik di wilayah tersebut.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, telah menggelar rapat koordinasi dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk membahas rencana tersebut. Kelima jalur yang akan dihidupkan kembali meliputi:
- Banjar–Pangandaran–Cijulang (82 km)
- Cibatu–Garut–Cikajang (47,5 km)
- Rancaekek–Tanjungsari (11,5 km)
- Cipatat–Padalarang (17 km)
- Cikudapateuh (Bandung)–Ciwidey (37,8 km)
Menurut Dedi, reaktivasi jalur kereta api ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama dari segi efisiensi biaya dan waktu. "Kereta api adalah moda transportasi yang paling terjangkau dan mampu mengangkut penumpang dalam jumlah besar," ujarnya. Selain itu, proyek ini juga diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan ke destinasi seperti Pangandaran dan Garut.
Plt Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dhani Gumelar, menambahkan bahwa reaktivasi ini bukan sekadar nostalgia, melainkan bagian dari strategi pengembangan transportasi massal yang berkelanjutan. "Kami berfokus pada tiga aspek utama: pariwisata, logistik pertanian, dan mobilitas masyarakat," jelasnya. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah provinsi, pusat, dan daerah dalam mewujudkan proyek ini.
Meski demikian, sejumlah tantangan masih menghadang, termasuk biaya reaktivasi yang diperkirakan mencapai Rp 20 triliun. "Selain biaya, ada juga persoalan lahan yang kini sudah digunakan masyarakat," ungkap Dhani. Pemerintah berencana menyelesaikan masalah teknis dan pendanaan dalam waktu lima tahun ke depan.