Harita Nickel Jalani Audit Internasional untuk Pertambangan Berkelanjutan
Harita Nickel, salah satu perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terkemuka di Indonesia, tengah menjalani proses audit oleh The Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA). Audit ini menandai langkah penting dalam komitmen perusahaan untuk menerapkan praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Proses yang dimulai pada Oktober 2024 ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Asia untuk sektor pertambangan nikel terintegrasi.
Audit ini dilaksanakan oleh SCS Global Services, lembaga independen yang ditunjuk oleh IRMA, dengan fokus pada evaluasi terhadap lebih dari 400 standar ketat yang mencakup aspek hak asasi manusia, partisipasi masyarakat, keselamatan kerja, dan dampak lingkungan. Hasil audit akan dipublikasikan secara terbuka, baik melalui laporan resmi maupun situs web IRMA, sebagai bentuk transparansi perusahaan.
Tonny Gultom, Director of Health, Safety, and Environment Harita Nickel, menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan visi pemerintah Indonesia untuk menciptakan industri pertambangan yang transparan dan berkelanjutan. "Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan standar operasional kami sesuai dengan praktik global," ujarnya.
Beberapa inisiatif keberlanjutan yang telah diterapkan Harita Nickel meliputi: - Pengelolaan limbah tambang melalui fasilitas dry stack tailings facility (DSTF) untuk meminimalkan risiko pencemaran air. - Pemantauan ekosistem laut secara berkala, termasuk kualitas air, keanekaragaman hayati, dan kesehatan terumbu karang. - Penilaian risiko berbasis lanskap untuk mengantisipasi dampak hidrologis dan ekologis.
Selain audit IRMA, Harita Nickel juga tengah menjalani penilaian Responsible Minerals Assurance Process (RMAP) oleh Responsible Minerals Initiative (RMI) untuk memastikan praktik pengadaan yang bertanggung jawab. Perusahaan berencana merilis Laporan Keberlanjutan 2024 pada awal Mei mendatang, yang akan mencakup pencapaian dan rencana pengembangan di bidang lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).