Menteri Bahlil Lahadalia Ungkap Keterbatasan Gaji untuk Mobil Hidrogen Toyota Crown FCEV

Jakarta – Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa gajinya sebagai pejabat negara tidak mencukupi untuk membeli mobil hidrogen Toyota Crown Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) secara tunai. Pernyataan ini disampaikan usai melakukan uji coba kendaraan tersebut dalam rangkaian acara Global Hydrogen Ecosystem Summit 2025 di Jakarta.

"Dengan gaji saya sekarang, mustahil beli cash. Kalau mau punya, ya harus cicilan atau pakai tabungan," ujar Bahlil dengan nada santai. Mobil hidrogen ini merupakan produk unggulan Toyota yang masih sangat terbatas peredarannya, bahkan di negara asalnya, Jepang. Harga pasaran di Jepang mencapai 8,3 juta yen (sekitar Rp 974 juta), namun diperkirakan melambung hingga Rp 1,5 miliar jika dijual di Indonesia akibat biaya impor dan pajak.

  • Ketersediaan Infrastruktur: Saat ini, stasiun pengisian hidrogen di Indonesia baru tersedia di dua lokasi, yaitu di PLN Senayan dan pabrik Toyota di Karawang.
  • Rencana Pemasaran: Toyota Indonesia menyatakan belum ada rencana untuk memasarkan mobil ini secara komersial. "Ini hanya unit studi untuk penelitian," jelas Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), total kekayaan Bahlil mencapai Rp 310,4 miliar. Namun, nilai kendaraan pribadinya relatif sederhana, dengan dua mobil bekas yaitu Toyota Harrier (2007) dan Honda CR-V (2010) yang total nilainya tidak mencapai Rp 100 juta. Sebagai perbandingan, gaji pokok menteri menurut PP No. 60/2000 adalah Rp 5,04 juta per bulan, belum termasuk berbagai tunjangan.