Kisah Bangkitnya Warung Makan Bang Madun dari Keterpurukan

Warung Makan Bang Madun sempat mengalami masa-masa sulit dengan pendapatan yang merosot tajam hingga hanya Rp250.000 per hari. Kondisi ini terjadi setelah warung tersebut mendapatkan ulasan negatif dari seorang food vlogger, yang berdampak pada menurunnya jumlah pengunjung secara signifikan.

Bang Madun mengungkapkan bahwa pada masa terpuruk tersebut, warungnya bahkan sempat tidak mendapatkan pesanan sama sekali dalam sehari. "Saat itu benar-benar sulit. Pernah sehari hanya dapat Rp250.000, itu pun penghasilan kotor," kenangnya. Dampak dari penurunan omzet ini sangat terasa, terutama pada karyawan. Dari 13 karyawan yang semula bekerja, hanya 4 orang yang tersisa. Sisanya terpaksa dirumahkan karena warung tidak mampu membayar gaji mereka.

Karyawan yang bertahan pun hanya menerima gaji harian yang sangat minim. "Saya hanya bisa memberi Rp40.000 per hari untuk mereka. Saat kondisi membaik, baru bisa naikkan menjadi Rp100.000 hingga Rp200.000," jelas Bang Madun. Namun, di tengah kesulitan tersebut, ia justru mendapatkan peluang baru di dunia hiburan. Ia dipercaya menjadi host acara kuliner di sebuah stasiun televisi swasta, yang memberinya penghasilan tambahan.

Kini, warung Bang Madun perlahan mulai bangkit. Jumlah pelanggan kembali meningkat, dengan 30-40 bon pesanan per hari. "Ini semua berkat dukungan dan doa dari banyak pihak," ujarnya penuh syukur. Berikut beberapa faktor yang membantu pemulihan warung tersebut:

  • Dukungan netizen dan pelanggan setia
  • Peluang baru di dunia hiburan
  • Strategi bertahan di tengah krisis

Dengan tekad dan kerja keras, Bang Madun berhasil membawa warungnya keluar dari keterpurukan dan kembali meraih kepercayaan pelanggan.