Pemerintah dan Toyota Percepat Transisi Energi dengan Peta Jalan Hidrogen Nasional

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi meluncurkan Roadmap Hidrogen dan Amonia Nasional (RHAN) sebagai bagian dari strategi transisi energi. Langkah ini mendapat apresiasi dari PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang telah lebih dulu mengembangkan teknologi kendaraan berbahan bakar hidrogen di Tanah Air.

Nandi Julyanto, Presiden Direktur TMMIN, mengungkapkan bahwa kehadiran RHAN memberikan kejelasan arah bagi pengembangan ekosistem hidrogen di Indonesia. "Kami telah memulai inisiatif ini sejak sepuluh tahun lalu dengan membangun infrastruktur pengisian bahan bakar hidrogen dan memperkenalkan berbagai model kendaraan fuel cell," ujarnya dalam sebuah acara di Jakarta Convention Center.

Berikut tiga fase utama dalam roadmap hidrogen nasional:

  • Fase Inisiasi (2025-2034): Fokus pada proyek percontohan dan komersialisasi stasiun pengisian bahan bakar hidrogen, serta pengenalan kendaraan berat berbasis hidrogen
  • Fase Pengembangan (2035-2045): Ekspansi penggunaan hidrogen untuk mobil penumpang dan transportasi laut
  • Fase Akselerasi (2051-2060): Optimalisasi teknologi fuel cell untuk mencapai skala produksi massal

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan potensi besar Indonesia dalam pengembangan hidrogen. "Kekayaan sumber daya alam kita, termasuk cadangan batu bara terbesar keenam dunia, menjadi modal penting dalam produksi hidrogen," tegas Bahlil. Ia juga berkomitmen untuk memprioritaskan pemanfaatan gas domestik untuk hilirisasi, termasuk produksi hidrogen.

Di sisi lain, PT PLN mengungkapkan kapasitas produksi hidrogen yang belum termanfaatkan secara optimal. "Dari 200 ton hidrogen yang kami produksi tahunan, masih ada 128 ton excess energi yang berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan bakar transportasi," papar Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN.