Puan Maharani Serukan Kewaspadaan dan Solidaritas Hadapi Maraknya Kekerasan Seksual
Jakarta – Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan pentingnya kewaspadaan kolektif dan keberanian untuk bersuara dalam menanggapi meningkatnya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan di berbagai sektor. Pernyataan ini disampaikan menyusul rentetan insiden yang terjadi di lingkungan layanan kesehatan dan pendidikan dalam beberapa pekan terakhir.
"Situasi ini menuntut kita untuk lebih waspada dan saling melindungi. Tidak ada ruang untuk diam ketika menyaksikan atau mengalami kekerasan seksual," tegas Puan dalam sebuah diskusi di Jakarta. Ia menambahkan bahwa langkah preventif dan dukungan korban harus menjadi prioritas bersama.
Wakil Menteri BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka turut menyoroti peran krusial keluarga dalam mendeteksi gejala kekerasan seksual. Berikut tanda-tanda yang perlu diwaspadai menurut Isyana: - Perubahan drastis pada kondisi mental korban - Kecenderungan menarik diri dari interaksi sosial - Adanya luka atau trauma fisik yang tidak wajar
"Keluarga harus menjadi garda terdepan untuk mengenali tanda-tanda ini dan segera mengambil tindakan. Edukasi masyarakat juga terus kami intensifkan," jelas Isyana. Ia menekankan pentingnya transparansi dan pelaporan dini untuk memutus mata rantai kekerasan.
Beberapa kasus terkini yang memicu keprihatinan publik: 1. Dokter residen RSHS Bandung yang diduga memerkosa keluarga pasien 2. Guru Besar UGM yang diberhentikan karena dugaan pelecehan seksual 3. Dokter kandungan di Garut yang melakukan pelecehan saat pemeriksaan USG
Para pemangku kebijakan mendorong langkah hukum tegas dan pendampingan psikologis bagi korban sebagai bentuk perlindungan menyeluruh.