Misteri Kematian Pekerja Migran Asal Banyuwangi di Kamboja: Tanda-tanda yang Terabaikan
Banyuwangi – Keluarga dan rekan dekat Rizal Sampurna, seorang pekerja migran asal Banyuwangi, Jawa Timur, masih berjuang untuk mendapatkan kejelasan mengenai nasibnya. Rizal dilaporkan meninggal dunia pada 17 Maret 2025 saat bekerja di Kamboja, diduga sebagai korban perdagangan manusia. Meski tidak ada firasat buruk sebelumnya, keluarga kini mencoba mengumpulkan petunjuk dari perilaku tidak biasa yang ditunjukkan Rizal sebelum kepergiannya.
Sulastri, ibu Rizal, mengungkapkan bahwa putranya sering melakukan panggilan video secara diam-diam kepada sepupunya, Sifa. Dalam panggilan tersebut, Rizal memperlihatkan lingkungan kerjanya, termasuk tempat tinggal dan rekan-rekannya. Namun, panggilan ini selalu dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi, seolah-olah dia sedang berbicara dengan pelanggan. "Terakhir dia menelepon pada 16 Maret, meminta doa agar selamat," kata Sulastri dengan suara bergetar.
Anis Zulkarnain, sahabat Rizal sejak sekolah, juga mengingat sejumlah keanehan dalam perilaku Rizal selama di Kamboja. Menurut Anis, Rizal mengaku bekerja sebagai penipu online dengan gaji 800 dolar AS, namun pada kenyataannya hanya menerima 300 dolar AS. Yang lebih mengejutkan, dalam salah satu panggilan video, Rizal terlihat dengan tangan terborgol. Saat ditanya, dia hanya menjawab, "Ini sudah biasa."
- Kondisi kerja yang mencurigakan: Rizal bekerja di bawah tekanan dan ancaman dipindahkan ke Myanmar atau Vietnam jika tidak memenuhi target.
- Harapan untuk pindah: Rizal berencana pindah ke Malaysia setelah setahun bekerja di Kamboja, tetapi nasib berkata lain.
- Respons keluarga: Keluarga masih menunggu konfirmasi resmi mengenai jenazah Rizal dan penyebab kematiannya.
Kisah Rizal menyoroti risiko yang dihadapi pekerja migran, terutama yang terjebak dalam jaringan perdagangan manusia. Keluarganya berharap ada tindakan tegas dari pemerintah untuk melindungi warga Indonesia di luar negeri.