Indonesia Siapkan Peta Jalan Pengembangan Mobil Hidrogen Hingga 2060

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah meluncurkan Roadmap Hidrogen dan Amonia Nasional (RHAN) sebagai bagian dari strategi transisi energi. Dokumen ini menjadi landasan bagi pengembangan ekosistem hidrogen di Tanah Air, termasuk untuk sektor transportasi.

Menurut rencana yang tertuang dalam RHAN, pemanfaatan hidrogen untuk kendaraan listrik berbasis sel bahan bakar (FCEV) diproyeksikan akan mencapai 438 ton per tahun pada 2030, dengan jumlah kendaraan sekitar 3.000 unit. Angka ini diperkirakan akan melonjak signifikan menjadi 530.000 ton per tahun dengan 3,6 juta unit FCEV pada 2060. Tak hanya mobil, hidrogen juga akan dimanfaatkan untuk transportasi laut dan kereta api.

Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, menegaskan bahwa pengembangan hidrogen memiliki tiga tujuan utama:

  • Mendorong pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)
  • Mendukung upaya dekarbonisasi
  • Menciptakan komoditas ekspor baru

"Dokumen ini diharapkan menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mengembangkan hidrogen sebagai bagian dari sistem energi nasional dan global," ujar Eniya dalam acara Global Hydrogen Ecosystem 2025 di Jakarta.

Untuk mewujudkan ekosistem hidrogen yang matang, diperlukan kolaborasi berbagai pihak. Beberapa langkah konkret sudah mulai dilakukan, antara lain:

  • Pembangunan hidrogen refueling system oleh PLN di Senayan
  • Proyek serupa oleh Toyota di Karawang
  • Inisiasi 22 lokasi hidrogen plant oleh PLN di Jawa dan sekitarnya

Nandi Julyanto, Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia, optimistis bahwa adopsi mobil hidrogen di Indonesia bisa lebih cepat dibandingkan Jepang. "Kita tidak mulai dari nol. Infrastrukturnya tinggal disesuaikan, tinggal menunggu kebijakan dan ketersediaan bahan baku," jelasnya.