Indonesia Tawarkan Potensi Investasi Berbasis Sumber Daya Alam di Forum Global

Indonesia menegaskan komitmennya sebagai destinasi investasi berbasis sumber daya alam dalam forum internasional. Menteri Perdagangan Budi Santoso menekankan potensi besar sektor hilirisasi dan produk ekspor dalam acara Indonesia Investment Summit: Project for Sustainable Growth di Jakarta. Forum ini menjadi ajang strategis untuk memamerkan kekayaan alam Indonesia sekaligus menjalin kolaborasi dengan investor global.

Berikut poin-poin kunci yang disampaikan para pemangku kepentingan:

  • Hilirisasi sebagai Prioritas: Pemerintah mendorong investor asing untuk terlibat dalam pengolahan sumber daya alam dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah ekspor. "Kami membuka peluang investasi di sektor berbasis alam, mulai dari pertambangan hingga pertanian, dengan pendekatan berkelanjutan," tegas Budi.
  • Respons terhadap Gejolak Global: Tantangan seperti kebijakan tarif AS dan ketegangan perdagangan internasional dihadapi dengan diplomasi ekonomi. ASEAN, termasuk Indonesia, berupaya memperkuat negosiasi untuk menjaga stabilitas pasar.
  • Dukungan Infrastruktur dan Pasar Domestik: Perwakilan investor seperti SYNO International menyoroti kemajuan infrastruktur dan daya beli masyarakat sebagai faktor penarik modal asing.

Forum ini dihadiri 100 investor dari Asia Tenggara dan China, menandai optimisme terhadap peran Indonesia sebagai hub ekonomi baru. "Lokasi strategis dan kebijakan pro-investasi membuat Indonesia layak menjadi prioritas portofolio," ungkap Marcus Chin, Kepala Investasi SYNO International.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi:

  1. Sektor Unggulan: Pertambangan, agroindustri, dan energi terbarukan menjadi fokus pengembangan hilirisasi.
  2. Kolaborasi Multisektor: Kemitraan pemerintah-swasta dan sinergi regional dinilai kunci untuk percepatan industrialisasi.
  3. Sustainable Development: Investasi diarahkan untuk memenuhi standar lingkungan dan tata kelola ESG (Environmental, Social, Governance).

Acara ini juga menjadi platform bagi pelaku industri seperti HIPPINDO untuk mendorong transformasi ekonomi berbasis inovasi. "Kami tak boleh hanya mengandalkan sumber daya alam mentah, tetapi juga membangun rantai nilai industri," pungkas Budihardjo Iduansjah dari ATTEC.