Pemerintah Buleleng Ambil Langkah Strategis Atasi Buta Aksara di Kalangan Pelajar SMP

Buleleng – Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali, tengah menyusun strategi komprehensif untuk menangani fenomena ratusan siswa SMP yang belum mampu membaca dengan lancar. Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan pendataan ulang untuk mengidentifikasi akar permasalahan, termasuk kemungkinan adanya gangguan belajar seperti disleksia.

Langkah awal yang diambil meliputi: - Verifikasi data hasil temuan Dewan Pendidikan Buleleng yang mencatat 443 siswa diduga mengalami kesulitan belajar. - Penyediaan alternatif pendidikan seperti program kesetaraan (kejar paket) dan kelas jarak jauh dengan jadwal fleksibel. - Pendekatan holistik melibatkan orang tua dan lingkungan melalui sosialisasi intensif.

Kepala Dinas Pendidikan Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, membeberkan fakta bahwa 363 siswa terbagi dalam dua kategori: 1. 155 siswa tidak bisa membaca sama sekali (TBM). 2. 208 siswa belum lancar membaca (TLM).

Faktor penyebabnya beragam, mulai dari: - Faktor internal: Disleksia, disabilitas, dan minimnya motivasi belajar. - Faktor eksternal: Dampak pembelajaran jarak jauh, kesenjangan literasi sejak SD, hingga trauma psikologis seperti korban perundungan atau broken home.

Pemerintah menegaskan bahwa solusi ini memerlukan kolaborasi multipihak, termasuk dukungan keluarga dan penyesuaian sistem pembelajaran.