Banjir Ciliwung Rendam Pejaten Timur: Kisah Warga Bertahan di Tengah Bencana

Banjir Ciliwung Rendam Pejaten Timur: Kisah Warga Bertahan di Tengah Bencana

Luapan Kali Ciliwung pada Senin, 3 Maret 2025, mengakibatkan banjir yang merendam sejumlah wilayah di Pejaten Timur, Jakarta Selatan. Salah satu warga yang merasakan dampaknya adalah Sudrajat (58), penghuni RW 08. Ia menceritakan pengalamannya menghadapi bencana yang datang secara tiba-tiba ini. Kenaikan debit air Kali Ciliwung telah terpantau sejak Minggu malam pukul 21.00 WIB, namun informasi awal yang diterima Sudrajat hanya berupa status waspada setelah Bendung Katulampa ditetapkan Siaga 1. Awalnya, Sudrajat mengaku ragu dengan informasi tersebut, bahkan sempat menganggapnya sebagai kabar bohong. Keraguannya sirna setelah melihat berita banjir bandang di Bogor melalui Google dan televisi. Ia pun menyadari bahwa luapan Kali Ciliwung merupakan dampak langsung dari bencana tersebut.

Dengan sigap, Sudrajat dan keluarganya segera menyelamatkan barang-barang berharga. Rumahnya yang berlantai dua, dengan ketinggian sekitar empat meter, menjadi penyelamat. Mereka memindahkan barang-barang dagangan dari warung miliknya dari lantai satu ke lantai dua. "Alhamdulillah, barang-barang sudah diselamatkan ke atas," ujarnya lega. Namun, pemandangan yang disaksikan di sekitar rumahnya sungguh memprihatinkan. Di RT 16/RW 07, banjir berwarna cokelat pekat menggenangi jalanan, hampir menenggelamkan gapura selamat datang. Kondisi jalan yang menurun memperparah genangan air. Rumah-rumah berlantai satu terlihat nyaris tenggelam, hanya menyisakan atapnya. Hewan ternak seperti ayam dan burung tampak bertengger di atas atap untuk menyelamatkan diri, sementara sejumlah motor tampak terendam hampir seluruhnya. Ironisnya, di tengah bencana tersebut, beberapa anak terlihat bermain air dengan riang tanpa menyadari kondisi rumah mereka yang terendam banjir.

Kondisi tersebut memaksa sejumlah warga untuk mengungsi sementara di pinggir Jalan Al-Makmur. Mereka berlindung dari terik matahari di bawah atap kecil di depan ruko, beristirahat di atas tikar atau kain seadanya. Situasi ini menggambarkan keprihatinan dan kesulitan yang dialami warga Pejaten Timur akibat banjir tersebut. Kejadian ini menjadi pengingat penting akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan perlunya sistem peringatan dini yang lebih efektif. Selain itu, perlu juga diperhatikan aspek mitigasi bencana, termasuk pembangunan infrastruktur yang mampu menahan dampak banjir di daerah rawan bencana seperti Pejaten Timur.

Kondisi warga terdampak banjir di Pejaten Timur Pengalaman Sudrajat menyelamatkan barang-barang Dampak banjir terhadap lingkungan dan hewan Tanggapan dan tindakan warga dalam menghadapi bencana Kondisi infrastruktur dan mitigasi bencana