Klaster Tenun Ulos di Sumut Bangkit dengan Dukungan BRI, Angkat Derajat Perempuan Lokal
Desa Lumban, Tapanuli Utara – Di tengah keterbatasan ekonomi, sekelompok perempuan di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, berhasil mengubah nasib melalui usaha tenun ulos. Bermodal ketekunan dan dukungan perbankan, klaster usaha yang digerakkan oleh Marlinda Yanti Panggabean kini menjadi contoh nyata pemberdayaan perempuan berbasis kearifan lokal.
Awalnya, Marlinda dan ibunya hanya mengandalkan penghasilan dari menenun ulos secara tradisional dengan margin keuntungan minim. Namun, sejak beralih ke pemasaran digital pada 2008, usaha mereka berkembang pesat. Linda Gabe Ulos, nama usaha tersebut, kini melibatkan lebih dari 100 penenun perempuan dengan omzet ratusan juta rupiah per bulan. Produknya tidak hanya berupa kain tradisional, tetapi juga telah merambah ke fashion modern dan dekorasi rumah.
- Produk Unggulan: Kain ulos, songket, dan produk ready-to-wear seperti pakaian, tas, dan sepatu.
- Pasar: Menjangkau seluruh Indonesia dengan konsumen utama dari Pulau Jawa, bahkan telah mengekspor ke California, AS.
- Dukungan BRI: Awalnya melalui KUR senilai Rp5 juta, kemudian berkembang dengan program Klasterkuhidupku untuk pelatihan dan pengadaan alat tenun canggih.
Agustya Hendy Bernadi, Corporate Secretary BRI, menekankan bahwa pendampingan UMKM seperti ini krusial untuk meningkatkan skala usaha. "Tidak hanya modal, tetapi juga pelatihan dan akses pasar yang kami berikan," ujarnya. Keberhasilan klaster ini diharapkan memicu gelombang serupa di daerah lain.