Tren TikTok: Influencer China Promosikan Belanja Langsung dari Pabrik ke Konsumen AS

New York – Platform TikTok belakangan ini ramai dengan konten dari para influencer asal China yang mempromosikan pembelian langsung barang-barang mewah dari pabrik di China. Konten-konten tersebut mengklaim bahwa produk-produk bermerek ternama seperti Lululemon dan Nike sebenarnya diproduksi di China dengan harga jauh lebih murah dibandingkan harga ritel di Amerika Serikat.

Para kreator konten tersebut sering kali menampilkan diri mereka di dalam atau di sekitar pabrik, sambil menunjukkan produk-produk yang diklaim sebagai barang bermerek. Mereka juga menyertakan tautan atau informasi kontak untuk memudahkan pembelian langsung dari pemasok. Salah satu influencer, @LunaSourcingChina, bahkan mengunggah video yang menunjukkan legging yoga Lululemon dengan harga hanya $5–$6, padahal di AS harganya bisa mencapai lebih dari $100.

  • Klaim Kualitas Sama: Banyak influencer menegaskan bahwa produk yang mereka tawarkan memiliki bahan dan kualitas yang sama dengan versi resmi.
  • Respons Merek: Lululemon membantah klaim tersebut dengan menyatakan bahwa hanya 3% produk mereka yang diproduksi di China dan produk asli hanya dijual melalui saluran resmi.
  • Dampak Kebijakan Tarif: Konten-konten ini dianggap sebagai upaya untuk memanfaatkan ketegangan perdagangan AS-China, terutama terkait tarif impor yang diterapkan oleh mantan Presiden Donald Trump.

Menurut analis, strategi ini mungkin bertujuan untuk melemahkan kebijakan tarif AS dengan menawarkan alternatif pembelian yang lebih murah. Namun, belum jelas bagaimana pembelian langsung ini dapat menghindari bea masuk, mengingat aturan baru AS yang akan memberlakukan tarif untuk paket kecil mulai Mei mendatang.

Selain itu, fenomena ini juga menyoroti peran algoritma TikTok dalam menyebarkan informasi dan memengaruhi konsumen. Pemerintah AS telah mengkritik TikTok atas potensi pengaruh asing, termasuk desakan agar ByteDance, perusahaan induk TikTok, melepaskan kendali atas operasi globalnya.

Beberapa ahli melihat tren ini sebagai bagian dari upaya China untuk memperluas pengaruh ekonominya secara global. "Ini bukan sekadar promosi produk, tetapi juga upaya untuk mengubah persepsi tentang perdagangan global," ujar Tom Harper, pakar hubungan internasional dari University of East London.

Sementara itu, pertanyaan lain muncul terkait legalitas dan etika dari praktik ini, termasuk apakah pabrik-pabrik tersebut melanggar perjanjian kerahasiaan dengan merek-merek internasional. Meskipun AS telah memberikan pengecualian tarif untuk beberapa produk teknologi, kebijakan tersebut tidak berlaku untuk sektor pakaian dan aksesori yang banyak dipromosikan di TikTok.