Minat Tinggi Pencari Kerja Jakarta pada Peluang Karier di Luar Negeri

Jakarta – Gelaran Jakarta Job Fair yang digelar di Universitas Trisakti menjadi sorotan setelah sejumlah pencari kerja menyatakan ketertarikan mereka untuk bekerja di luar negeri. Antusiasme ini muncul menyusul pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, mengenai peluang kerja yang ditawarkan Jepang bagi warga Indonesia.

Peluang dan Pertimbangan - Jaya, salah satu peserta job fair, mengungkapkan bahwa insentif dari perusahaan luar negeri lebih menarik dibandingkan dengan lokal. "Benefit yang ditawarkan lebih besar, dan ada timbal balik loyalitas antara pekerja dan perusahaan," jelasnya. - Niko (30), pencari kerja di bidang telekomunikasi, menyatakan minatnya untuk bekerja di Jepang atau Eropa. Menurutnya, proses rekrutmen di luar negeri lebih transparan, meski ia menekankan pentingnya jaminan perlindungan dari pemerintah. "Harus ada kerja sama resmi antara negara dan perusahaan penyedia lapangan kerja," ujarnya. - Caca (23) dan Nova (24), lulusan baru Universitas Trisakti, mengaku masih dalam tahap eksplorasi. "Tertarik, tapi belum siap secara mental dan teknis," kata Caca.

Dukungan Pemerintah Wakil Gubernur Rano Karno menegaskan bahwa pemerintah Jepang membuka kuota kerja bagi Indonesia sebanyak 148.000 posisi. Ia mendorong kampus-kampus di Jakarta untuk mempersiapkan lulusannya dengan kemampuan bahasa dan kompetensi yang memadai. "Ini peluang besar. Kita harus siapkan SDM yang kompeten dan mampu beradaptasi," tegas Rano. Selain Jepang, negara seperti Taiwan, Jerman, dan Belanda juga disebut membuka pintu bagi tenaga kerja Indonesia.

Tantangan dan Persiapan Meski antusiasme tinggi, beberapa peserta seperti Niko menyarankan agar pemerintah memberikan panduan dan perlindungan hukum yang jelas. "Jangan sampai kita terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan," imbuhnya. Sementara itu, Rano menekankan pentingnya kolaborasi antara pemda, kampus, dan instansi terkait untuk memastikan keberhasilan program ini.