Dua Wajah Oriental Circus Indonesia: Dari Puncak Kejayaan hingga Luka yang Tersembunyi
Dari Jalanan ke Panggung Dunia: Kisah Pendirian Oriental Circus Indonesia
Hadi Manansang, seorang seniman jalanan yang awalnya mengamen dengan atraksi ekstrem seperti menancapkan besi ke dada, berhasil mengubah nasibnya secara dramatis. Pada 1963, ia mendirikan grup Bintang Akrobat dan Gadis Plastik, yang kemudian berkembang menjadi Oriental Show pada 1966. Enam tahun kemudian, lahirlah Oriental Circus Indonesia (OCI) sebagai pelopor sirkus modern di Tanah Air.
Era Keemasan dan Prestasi Internasional
- Pertunjukan spektakuler: OCI menghadirkan beragam atraksi, mulai dari akrobatik udara, sulap tingkat tinggi, hingga pertunjukan hewan terlatih.
- Tur global: Pada dekade 1990-an, OCI berhasil menembus pasar internasional dengan pertunjukan di China, Inggris, dan Amerika Serikat.
- Inovasi terus-menerus: Grup ini terus mengembangkan konsep pertunjukan dengan menggabungkan teknologi modern dan seni tradisional.
Titik Balik: Ketika Gemerlap Panggung Memudar
Memasuki milenium baru, OCI mulai kehilangan daya tariknya. Beberapa faktor penyebabnya antara lain:
- Biaya produksi yang membengkak akibat perlengkapan berteknologi tinggi
- Protes aktivis hak asasi hewan terhadap pertunjukan satwa
- Perubahan selera masyarakat yang beralih ke hiburan digital
Luka di Balik Tirai: Pengakuan Para Mantan Pemain
Pada April 2025, muncul pengakuan mengejutkan dari para mantan pemain perempuan OCI yang mengungkap:
- Kekerasan fisik selama latihan dan pertunjukan
- Pemotongan gaji secara sepihak
- Pemaksaan tampil meski dalam kondisi sakit
Salah satu korban, Butet, mengisahkan pengalaman traumatisnya: "Saya pernah dirantai dengan rantai gajah di kaki hingga sulit untuk sekadar ke toilet."
Respons Pemerintah dan Penyangkalan Taman Safari
Wakil Menteri HAM Mugiyanto menyatakan akan segera menindaklanjuti laporan ini, sementara Taman Safari Indonesia Group membantah segala keterkaitan dengan kasus tersebut melalui pernyataan resmi mereka.