Strategi Diplomasi Ekonomi Indonesia Hadapi Ancaman Tarif AS

Pemerintah Indonesia mengintensifkan upaya diplomasi ekonomi untuk menangkal ancaman pengenaan tarif resiprokal sebesar 32 persen oleh Amerika Serikat. Delegasi khusus yang dipimpin tiga menteri utama telah diberangkatkan ke Washington DC untuk melakukan negosiasi intensif dengan otoritas perdagangan AS.

Tim Negosiasi dan Agenda Diplomasi - Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Menteri Luar Negeri membentuk tim khusus - Pertemuan direncanakan dengan US Trade Representative, Departemen Keuangan, dan Departemen Perdagangan AS - Proposal non-paper mencakup paket komprehensif mulai dari isu tarif hingga kerja sama investasi

Strategi Penyeimbangan Perdagangan Pemerintah menyiapkan beberapa langkah konkret untuk menunjukkan komitmen kerjasama ekonomi: 1. Rencana pembelian produk AS senilai 18-19 miliar dolar AS 2. Pembukaan peluang investasi bagi perusahaan AS di Indonesia 3. Peningkatan kuota impor minyak dan LPG dari AS senilai 10 miliar dolar AS

Dampak terhadap Neraca Perdagangan Langkah penambahan impor migas ini diharapkan dapat: - Mengurangi surplus perdagangan non-migas Indonesia-AS yang mencapai 16,84 miliar dolar AS (2024) - Menghindari penerapan tarif tinggi yang biasa dikenakan AS terhadap mitra dagang surplus - Menjaga stabilitas hubungan ekonomi bilateral kedua negara

Menteri ESDM menegaskan bahwa strategi pengalihan kuota impor ini akan menciptakan keseimbangan neraca perdagangan tanpa mengganggu pasokan energi domestik.