Kebijakan Tarif Trump Picu Ketidakpastian di Pasar Minyak Global
Kebijakan tarif impor yang digulirkan pemerintahan Amerika Serikat (AS) menimbulkan gelombang ketidakpastian di pasar minyak dunia. Analisis terbaru menunjukkan bahwa langkah proteksionis ini berpotensi menekan pertumbuhan permintaan minyak global, yang selama ini menjadi barometer penting kesehatan ekonomi internasional.
Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan bahwa eskalasi ketegangan perdagangan dapat mengurangi proyeksi pertumbuhan konsumsi minyak hingga sepertiga dari perkiraan awal. Lembaga ini sebelumnya memperkirakan kenaikan permintaan sebesar 1,03 juta barel per hari, namun kini harus merevisi angka tersebut menyusul perkembangan terakhir. Situasi ini semakin kompleks dengan fluktuasi harga minyak yang tajam dalam beberapa hari terakhir.
- Dampak Langsung Kebijakan Tarif
- Harga minyak mentah sempat anjlok ke level terendah empat tahun di bawah 60 dolar AS per barel
- Kenaikan tarif impor baja dan peralatan pengeboran berpotensi meningkatkan biaya produksi shale oil AS
-
Produsen minyak AS membutuhkan harga minimal 65 dolar AS per barel untuk menjaga profitabilitas
-
Respons Pasar dan Produsen
- OPEC dan sekutunya berencana menambah produksi 411.000 barel per hari
- Bank-bank global mulai menyesuaikan proyeksi harga minyak dengan skenario resesi
- Pasar bereaksi positif terhadap penundaan 90 hari penerapan beberapa tarif
IEA mengingatkan bahwa penurunan harga minyak yang berkelanjutan justru dapat menjadi bumerang bagi agenda energi AS. Sementara di sisi lain, ketegangan perdagangan yang berlarut-larut berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan menekan permintaan energi.