Indeks Keyakinan Konsumen Capai Titik Terendah dalam Enam Bulan, Daya Beli Masyarakat Tertekan

Jakarta – Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami penurunan signifikan selama tiga bulan berturut-turut, mencapai level 121,1 pada Maret 2025. Angka ini merupakan yang terendah sejak Oktober 2024, mengindikasikan melemahnya daya beli masyarakat di tengah tekanan ekonomi yang semakin berat.

Menurut analisis para ekonom, penurunan ini dipicu oleh beberapa faktor kritis, termasuk meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan lesunya aktivitas belanja masyarakat sepanjang kuartal pertama tahun ini. Fithra Faisal Hastiadi, Ekonom Senior Samuel Sekuritas Indonesia, menyatakan bahwa tren ini mencerminkan tekanan yang semakin besar terhadap stabilitas finansial rumah tangga.

Berikut rincian penurunan sub-komponen IKK:
- Indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja turun 8,3 poin menjadi 125,9.
- Indeks ketersediaan lapangan kerja saat ini nyaris menyentuh ambang netral 100, berada di posisi 100,3.
- Indeks prospek ekonomi terkoreksi 7 poin ke angka 131,7.
- Ekspektasi pendapatan dalam enam bulan ke depan melemah 6,3 poin menjadi 137.

Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), menyoroti anomali dalam penurunan IKK ini. Biasanya, Maret menjadi bulan dengan peningkatan konsumsi akibat momentum Ramadan dan Lebaran. Namun, tahun ini justru terjadi sebaliknya. "Lesunya daya beli masyarakat tidak hanya dipengaruhi oleh inflasi, tetapi juga oleh ketidakpastian ekonomi dan melemahnya nilai tukar," ujarnya.

Bank Indonesia mencatat, penurunan IKK telah berlangsung sejak Januari 2025, dengan tren yang konsisten hingga Maret. Meskipun indeks masih berada di zona optimistis (di atas 100), sinyal ini perlu diwaspadai sebagai tanda perlambatan ekonomi yang lebih dalam.