Kemenag Perkenalkan Kurikulum Pendidikan Berlandaskan Kasih Sayang untuk Madrasah
Kementerian Agama (Kemenag) tengah mempersiapkan penerapan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai upaya memperkuat pendidikan karakter di madrasah. Inisiatif ini diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai kasih sayang dan empati dalam proses pembelajaran, sekaligus menjadi pondasi bagi terciptanya generasi yang lebih harmonis dan toleran.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Suyitno, kurikulum ini dirancang untuk mengembalikan esensi pendidikan agama yang berfokus pada pengembangan rasa cinta terhadap sesama, lingkungan, dan bangsa. "Pendidikan sejatinya bukan hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga pembentukan sikap. Dengan KBC, kami ingin peserta didik tumbuh dengan jiwa yang penuh kasih dan jauh dari prasangka," jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta.
Beberapa tahapan telah dilalui dalam pengembangan KBC, termasuk serangkaian uji publik yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Proses ini bertujuan memastikan kurikulum tidak hanya ideal secara konsep, tetapi juga mudah diimplementasikan di lapangan. Beberapa poin penting dalam KBC meliputi: - Penekanan pada nilai-nilai kasih sayang dalam setiap materi pembelajaran. - Integrasi konsep cinta terhadap lingkungan dan sesama dalam kurikulum agama. - Pelibatan guru dan tenaga pendidik dalam pelatihan intensif sebelum penerapan.
Direktur KSKK Madrasah, Nyayu, menambahkan bahwa KBC bukanlah kurikulum yang sama sekali baru, melainkan penyempurnaan dari kurikulum yang sudah ada. "Ini adalah langkah evolutif, bukan revolutif. Kami ingin memastikan bahwa nilai-nilai cinta dan empati menjadi bagian tak terpisahkan dari proses belajar mengajar," ujarnya.
Peluncuran resmi KBC direncanakan sebelum Menteri Agama berangkat ke Tanah Suci, dengan sosialisasi dan pelatihan guru yang akan dimulai pada Mei 2025. Jika semua berjalan sesuai rencana, kurikulum ini akan mulai diterapkan di madrasah dan sekolah umum pada tahun ajaran 2025-2026.