Eskalasi Ketegangan di Masjid Al Aqsa: Pembatasan Ketat terhadap Jemaah Palestina
Kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem kembali menjadi pusat ketegangan menyusul pembatasan ketat yang diberlakukan otoritas Israel terhadap umat Muslim Palestina. Selama perayaan Paskah Yahudi, kawasan suci tersebut berubah menjadi area berpenjagaan militer, dengan akses masuk lebih banyak diberikan kepada pemukim Israel dibandingkan penduduk lokal.
Berdasarkan laporan terbaru, tercatat 1.220 pemukim Israel memasuki kompleks masjid pada Selasa (15/4/2025), menyusul 1.149 orang pada Senin dan 494 orang pada Minggu sebelumnya. Mereka memasuki area melalui Gerbang Mughrabi dengan pengawalan ketat pasukan keamanan Israel. Sementara itu, warga Palestina menghadapi penyitaan kartu identitas dan pembatasan akses yang tidak proporsional.
Fakta Penting:
- Peningkatan pengamanan: Pasukan Israel menempatkan unit khusus di seluruh penjuru Yerusalem, termasuk di sekitar Kota Tua yang dijaga seperti zona militer tertutup.
- Provokasi ritual: Pemukim Israel dilaporkan melakukan tarian publik dan ritual Talmud di halaman masjid, memicu reaksi keras dari komunitas Muslim.
- Statistik pelanggaran: Data menunjukkan 13.064 pelanggaran oleh pemukim Israel pada kuartal pertama 2025, termasuk 21 kali serbuan selama Ramadan.
Masjid Al Aqsa, sebagai situs tersuci ketiga dalam Islam, terus menjadi titik panas konflik. Kebijakan akses diskriminatif Israel sejak 2003—yang melarang warga Palestina beribadah di hari tertentu—memperuncing situasi. Laporan WAFA menyebutkan, ribuan personel keamanan dikerahkan selama Paskah Yahudi, menciptakan atmosfer represif di kawasan tersebut.