Kasus Tetanus Neonatorum di Gorontalo Soroti Pentingnya Imunisasi Ibu Hamil
Gorontalo – Seorang bayi perempuan berusia 17 hari di Kabupaten Gorontalo terdiagnosis menderita Tetanus Neonatorum, penyakit mematikan yang sebenarnya dapat dicegah melalui imunisasi. Pasien kecil tersebut saat ini menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Aloei Saboe setelah menunjukkan gejala infeksi bakteri Clostridium tetani yang menyerang sistem saraf.
Tetanus Neonatorum merupakan kondisi gawat darurat medis yang ditandai dengan: - Kejang otot yang menyakitkan - Kekakuan tubuh - Gangguan pernapasan - Kesulitan menyusu
Faktor Risiko Utama Berdasarkan investigasi Dinas Kesehatan setempat, terdapat dua faktor kunci yang menyebabkan kasus ini: 1. Ibu bayi tidak mendapatkan vaksinasi Tetanus Toksoid (TT) selama masa kehamilan 2. Praktik perawatan tali pusat yang tidak memenuhi standar medis
"Ini merupakan alarm bagi kita semua," tegas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, menekankan bahwa kasus ini seharusnya bisa dicegah melalui program imunisasi dasar. "Vaksin TT bagi ibu hamil dan wanita usia subur adalah tameng utama melawan penyakit ini."
Progress dan Tantangan Meskipun data menunjukkan peningkatan cakupan imunisasi yang signifikan: - Cakupan TT ibu hamil meningkat dari 23% (2023) menjadi 48,7% (2024) - Imunisasi WUS naik dari 2,94% menjadi 5,38% dalam periode sama
Namun kasus ini mengungkap celah dalam sistem kesehatan masyarakat. "Peningkatan angka belum merata di semua lapisan masyarakat," tambah pejabat kesehatan tersebut.
Langkah Mitigasi Pemerintah daerah telah mengaktifkan beberapa strategi pencegahan: - Intensifikasi surveilans kematian neonatal - Pelatihan ulang tenaga kesehatan tradisional - Kampanye masif tentang pentingnya imunisasi antenatal - Pemantauan ketat praktik perawatan bayi baru lahir
Masyarakat dihimbau untuk segera melapor ke fasilitas kesehatan jika menemukan gejala: - Bayi sulit membuka mulut - Tubuh kaku - Kejang tanpa demam - Rewel berlebihan
"Setiap jam sangat berharga dalam penanganan kasus ini," pungkas pejabat kesehatan provinsi tersebut.